WahanaNews.co | Pascaterjadinya erupsi pada Minggu (4/12), sebagian material vulkanik Gunung Semeru terbawa lahar dingin mengalir ke arah selatan tepatnya aliran Besuk Bang, wilayah Kecamatan Tempursari.
Sehingga aliran laharnya bertambah dan terpecah menjadi tiga jalur.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, material erupsi yang disertai Awan Panas Guguran (APG) yang baru terjadi tersebut bisa menimbulkan sejumlah permasalahan baru.
Karena itu, Ia meminta masyarakat di sekitar daerah aliran sungai yang dilalui lahar untuk tetap meningkatkan kewaspadaan adanya banjir lahar dari Gunung Semeru.
"Lahar dingin ada yang mengarah ke Tempursari, kami mendapatkan kabar arah laharnya mengarah ke sana, tahun lalu tidak. Alirannya pecah jadi tiga, salah satunya Besuk Bang, sehingga itu juga perlu diantisipasi," jelas Thoriq, pada Jum’at (9/12).
Baca Juga:
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Tewaskan 8 Orang, Warga Diminta Waspada
Thoriq menjelaskan erupsi Gunung Semeru tahun 2022 ini berimbas pada bertambahnya material dari kawah yang menyemburkan APG. Sehingga membuat sebagian besar wilayah Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo tertimbun material vulkanik.
Pasalnya, selama ini jalur lahar Semeru ada aliran sungai yakni Besuk Kobokan yang mengarah ke Kecamatan Candipuro dan Besuk Sat mengarah ke Kecamatan Pasrujambe.
Oleh sebab itu, Thoriq meminta agar masyarakat yang tidak berkepentingan untuk menjauhi kawasan yang telah ditetapkan menjadi zona merah itu. Sekaligus menjauhi daerah aliran sekitar sungai lahar yang berhulu ke Gunung Semeru.
"Kami mengimbau masyarakat yang tidak berkepentingan untuk tidak mendekat di area jalur lahar," katanya.
Sementara, hingga saat ini status Gunung Semeru masih berada pada status Awas level IV. Pemkab Lumajang juga telah menetapkan masa tanggal darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak hari Senin (5/12). [rna]