WahanaNews.co | Komunitas Harley-Davidson Owners Group (HOG)
Siliwangi, Bandung, menjadi
perbincangan hangat setelah beberapa anggotanya mengeroyok 2 prajurit
TNI AD Unit Intel Kodim, Serda Muhammad Yusuf dan Serda Mistari.
Kejadian
arogan itu berlangsung di Jalan dr. Hamka, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat
pada Jumat, 30 Oktober 2020. Kini, 5 anggota komunitas moge itu ditetapkan
tersangka, dan belasan unit motor Harley-Davidson diamankan.
Baca Juga:
Pembunuhan 3 Gadis di Sumbar: Satu Pelaku, Tiga Korban, dan Duka yang Menelan Nyawa Ibu
Adanya
peristiwa tersebut, touring HOG Siliwangi dengan tema Long Way Up Sumatera
Island harus terhenti. Perjalanan mereka rencananya melalui Padang,
Bukittinggi, Medan, Aceh, dan finish di Sabang pada 6 November 2020.
Di luar
dari kasus pengeroyokan intel TNI tersebut, ada sosok penting yang menjadi
bahan sorotan di balik komunitas HOG Siliwangi, yaitu seorang Kepala Staff Umum
TNI, Letnan Jenderal Purnawirawan, Djamari Chaniago.
Jenderal
bintang tiga itu adalah ketua komunitas, sekaligus pemimpin acara Long Way Up
Sumatera Island. Posisinya sebagai orang terpenting itu telah disampaikan Kabid
Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Stefanus Satake.
Baca Juga:
Sadis, Pria di Sumbar Bunuh Teman, Mutilasi, Lalu Goreng dan Makan Daging Korban
"Iya
benar, rombongan itu ketuanya Letjen (Purn), Djamari Chaniago," ujar Stefanus
kepada wartawan.
Menanggapi
kasus pengeroyokan tersebut, Ketua HOG Siliwangi yang sekaligus mantan Panglima
Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 1998-1999
itu mengeluarkan pernyataan kontroversi.
"Sudah selesai, jangan lagi kau tanya-tanya. Pak Dandim ada, Pak
Subdenpom ada. Itu kesalahpahaman saja. Biasa itu, apa persoalan kecil saja
bisa jadi besar," ujarnya kepada wartawan, Selasa
(3/11/2020).
Sebelum pensiun dari TNI, sosok Djamari Chaniago pernah menjadi
bahan perbincangan hangat terkait kedekatannya dengan Panglima ABRI (Pangab)
Jenderal TNI, Wiranto. Hingga dia mendapatkan jabatan penting dalam waktu
singkat.
Berdasarkan pemberitaan yang diterbitkan Viva Militer, jabatan
Pangkostrad yang ditempati oleh Letjen TNI Jonny Lumintang saat itu hanya
bertahan 24 jam. Sebab Wiranto menggantikannya dengan menunjuk Djamari
Chaniago.
Letnan TNI (Purn) Djamari Chaniagomencetak sejarah dalam
perjalanan karir militernya, dia dipercaya menjabat Pangkostrad untuk meredam
situasi yang saat itu tengah memanas pasca turunnya Presiden RI Jenderal TNI
H.M.Soeharto tahun 1998 silam. [qnt]