WahanaNews.co | Pemerintah kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta para tokoh lintas agama serta tokoh masyarakat menggelar pertemuan di Pendopo Bupati SBT, Jumat (28/1/2022).
Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas menyikapi konflik antar dua negeri di Pulau Haruku Maluku Tengah serta bentrokan dua kelompok masyarakat Maluku di Kota Sorong yang terjadi beberapa hari lalu.
Baca Juga:
Kemenag dan FKUB Perkuat Komitmen Jaga Persatuan di Sulawesi Utara
Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas menegaskan, pentingnya pemerintah daerah bersama Forkopimda dan Tokoh Agama duduk bersama membahas langkah yang harus diambil agar konflik serupa tidak terjadi di daerah ini.
“Saya dengan Pak Kapolres, Forkopimda dan Pak Wakil Bupati menyikapi kondisi yang ada paling tidak ada upaya preventif yang dilakukan pemerintah daerah bersama warga masyarakat, “ katanya saat membuka rapat koordinasi tersebut.
Keliobas menambahkan, meski konflik sosial yang berkepanjangan dan menimbulkan korban jiwa jarang terjadi di kabupaten Seram Bagian Timur, namun masyarakat perlu diingatkan untuk selalu menjaga kerukunan terutama antar umat beragama.
Baca Juga:
Pemkab Tapin Kolaborasi dengan Ulama dan Tokoh untuk Bersihkan Sungai
Karena itu, Keliobas mengatakan, peran para tokoh agama terutama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) diperlukan dalam membina kehidupan umat beragama di daerah itu agar tetap rukun dan damai serta dapat hidup berdampingan dan saling menerima perbedaan.
Keliobas juga meminta FKUB selalu membangun komunikasi dengan pemerintah daerah agar ada masalah yang menggangu kehidupan umat beragama dapat diselesaikan secara bersama.
“Paling tidak FKUB itu dalam setiap bulan atau dua bulan sekali itu dapat melakukan pertemuan supaya menjelaskan kepada kita semua tentang persoalan baik dari dari saudara-saudara dari Hindu Budha, Kristen dan lain-lain tentang persoalan agar bisa diselesaikan paling tidak ada koordinasi dengan pemerintah daerah,” pintanya.
Sementara itu, sejumlah tokoh lintas agama menyambut baik pertemuan yang juga dihadiri pihak Kementerian Agama Kabupaten SBT ini.
Ketua Klasis GPM Seram Timur Pdt. H. Talarima mengatakan, mengapresiasi pertemuan tersebut. Menurut Talarima, konflik yang terjadi di Kota Sorong dan Maluku Tengah tidak akan mengusik kenyamanan umat kristiani di kabupaten SBT karena selama ini sudah hidup aman dan rukun bersama masyarakat yang mayoritas Muslim.
“Karena itu tidak ada kemudian komunikasi dari para tokoh kita atau jemaat yang kemudian mempertanyakan bagaiamana kondisi ini sampai saat ini Pak,” ujarnya dihadapan forum rapat.
Hal senada disampaikan Heryanto salah satu tokoh umat hindu sekaligus Kepala Bimbingan (Bimas) Masyarakat Hindu Kementerian Agama kabupaten SBT.
Heryanto bahkan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kabupaten SBT karena telah memberikan rasa aman dan perhatian terhadap keberadaan umat Hindu di daerah itu.
“Selama kami hadir di kabupaten ini mendapat pengayoman Pak yaitu kehidupan yang aman, kondisi yang membuat kami betah hidup di sini mencari kehidupan terutama warga yang dahulu datang dari Bali dan bermigrasi sehingga bersama ikut membangun daerah ini,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten SBT Malik Kilwouw mengatakan, umat Islam di Seram Bagian Timur selama ini sudah hidup aman dan rukun dengan umat agama lain.
Karena itu, Malik meminta, semua pihak dapat mempertahankan kondisi tersebut dengan selalu mengupayakan terciptanya suasana kehidupan umat yang harmonis dan kondusif di daerah ini.
“Kondisi-kondisi di luar itu seperti di Sorong itu, di SBT sini mohon Pak Bupati Pak Kapolres supaya harus menjadi perhatian kita semua agar ini ditangani dengan serius,” pintanya. [qnt]