WahanaNews.co | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mencatat sudah lima kali buaya muncul dan berkeliaran di sekitar permukiman warga selama banjir menerjang Kecamatan Sangatta.
Keberadaan hewan buas itu sempat direkam kamera warga dan di laporkan ke BPBD Kutim.
Baca Juga:
Bupati Mukomuko Minta Bantuan Bengkulu Atasi Serangan Buaya Mematikan
Kemunculan buaya di permukiman warga ini diakibatkan Sungai Sangatta yang menjadi habitat hewan predator tersebut ikut meluap.
Imbauan terus disampaikan oleh Tim SAR Gabungan terdiri dari BPBD, Basarnas, Polri hingga TNI.
Warga diminta untuk mengurangi aktivitas di air.
Baca Juga:
Fenomena Tak Biasa Ribuan Buaya Langsung Kawin Usai Helikopter Terbang Rendah di Atasnya
Pasalnya, situasi banjir saat ini tidak hanya mewaspadai keberadaan buaya, tetapi juga arus listrik.
"Kami meminta warga untuk tidak banyak beraktivitas di air, selain hewan buas kami meminta warga untuk waspadai dengan arus listrik," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan BPBD Kutim, Awang Nanta, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (23/3/2022).
Dia mengatakan selama banjir melanda warga Ibu Kota Kutim mengkhawatirkan keberadaan buaya.
Pasalnya, Bumi Untung Benua memang dikenal memiliki sungai yang masih dihuni hewan berdarah dingin itu.
"Selama banjir ini, total sudah ada lima kali kemunculan buaya. Karena di daerah kami ini memang banyak buaya. Kami mengimbau warga untuk selalu waspada memperhatikan adanya binatang buas," ungkapnya kepada wartawan melalui sambungan telepon.
Kemunculan buaya yang dilaporkan warga ke Tim SAR Gabungan sudah ada sebanyak lima kali.
"Kami mendapatkan laporan disertakan foto atau rekaman video dari warga," imbuhnya.
Buaya yang berkeliaran di permukiman itu, kata Awang, rata-rata masih berukuran sedang.
Pihaknya tetap mewaspadai adanya kemunculan buaya berukuran besar, yang bisa saja menerkam warga di tengah situasi banjir saat ini.
"Ukuran buaya yang muncul selama ini masih sedang di sekitar 1,5 meter sampai dua meter. Untuk yang biasa menerkam itu dikisaran 4-5 meter," katanya.
"Tetap kami meminta warga waspada, dengan buaya besar yang bisa saja ikut berkeliaran di permukiman. Kami tidak henti-hentinya selalu mengimbau warga untuk tetap waspada dengan keberadaan hewan buas," lanjutnya.
Ditambahkan Awang, banjir yang melanda Sangatta mulai berangsur-angsur surut sejak Rabu (23/3/2022) pagi.
Kendati demikian, air yang merendam ribuan rumah warga selama lima hari tersebut, terpantau masih setinggi 70-100 sentimeter.
Awang menjelaskan, banjir yang menerjang Bumi Untung Benua sejak Sabtu (19/3/2022) lalu sempat setinggi 120-200 sentimeter.
Banjir sulit surut dikarenakan fenomena pasang air laut.
"Banjir perlahan mulai turun, tetapi air masih menggenang di sekitar pinggang dan sedada orang dewasa. Sebelumnya air sempat setinggi 180-200 sentimeter. Air susah surut karena ada fenomena rob, membuat air yang sedang berlimpah bertahan," ucapnya.
BPBD Kutim mencatat, ada sekitar 2.000 warga yang mengungsi di posko pengungsian.
Sementara jumlah korban yang terdampak banjir ada sekitar 25.099 jiwa.
"Untuk di Ibu Kota Kutim, Sangatta Utara itu ada sekitar 15.004 jiwa, sedangkan Sangatta Selatan ada 10.095 jiwa," katanya. [gun]