WahanaNews.co | Kepala
BNPB Letjen TNI Doni Monardo menyampaikan data terbaru terkait korban meninggal
dan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di NTT. Hingga Rabu (7/4)
malam, data memperlihatkan 136 orang meninggal dan 61 belum ditemukan.
Baca Juga:
Siap Ikuti SOP, ALPERKLINAS Apresiasi Kerja Sama Pemprov NTT dan PLN dalam Kembangkan PLTP
Selain itu, Doni tak menampik masih ada beberapa wilayah
terisolasi dan belum bisa dijangkau untuk diberikan bantuan. Ia menyebut tim
SAR dan TNI-Polri belum bisa ke lokasi karena keterbatasan alat dan faktor
cuaca.
"Desa terisolasi di beberapa lokasi yakni Malaka Roten
Ndao, Adonara di Alor dan beberapa tempat akan kita optimalkan dengan
manfaatkan helikopter karena cuaca masih mengalami perubahan," kata Doni.
"Tadi pagi saya sama Wagub NTT dan Bupati semula akan
ke Adonara tapi akhirnya enggak bisa terbang di larantuka dan sekitar Adonara
hari ini karena penerbangan heli mengalami hambatan. Besok semoga cuaca membaik
sehingga tempat yang belum terjangkau akan bisa terjangkau," tambah dia.
Baca Juga:
Tembus Rp 50 Triliun, Program MBG Jabar Kalahkan Besaran APBD
Doni menegaskan, BNPB bersama kementerian lembaga terkait
lainnya tidak berdiam diri dan terus berusaha agar tidak ada lagi desa
terisolasi. Namun ia mengingatkan masalah alam memicu mereka tidak bisa berbuat
banyak.
"Faktor utama (sulit) menjangkau wilayah isolasi karena
cuaca, kita sudah kerahkan heli, tapi kalau cuaca tidak mungkin jangan
dipaksakan jangan sampai menjadi masalah baru nantinya," tegas Doni.
"Pedoman keselamatan kita patuhi dan kita maksimal,
perlu dipahami cuaca tidak bisa dilawan. Kita harus optimalkan dari opsi lain
lewat darat, di Malaka dari TNI-Polri di sana sudah berusaha menjangkau seluruh
kawasan yang belum tersentuh," tambah dia.
Lebih lanjut, Doni meminta kepada seluruh masyarakat untuk
ikut membantu memberi informasi jika memang masih ada lokasi belum dijangkau.
BNPB bersama Basarnas dan TNI-Polri akan langsung di kerahkan ke lokasi
tersebut.
"Jadi kalau ada data yang akurat di mana lokasinya
tolong disampaikan langsung supaya kami bisa mudah berikan bantuan ke sasaran
sehingga tidak ada masyarakat yang tidak dapat bantuan," tutup dia.
Banjir bandang menerjang Flores Timur pada Minggu (4/4)
pukul 01.00 WITA. Selain itu, beberapa wilayah lain di NTT juga mengalami hal
serupa.
Banjir bandang itu dipicu cuaca ekstrem karena bibit siklon
tropis 99S yang kemudian berubah menjadi siklon pada Senin (5/4) pukul 01.00
WIB. [qnt]