"Terkait fenomena swarm yang mengguncang Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dan sekitarnya ada dugaan jenis swarm tersebut berkaitan dengan fenomena tektonik (tectonic swarm), karena zona ini cukup kompleks berdekatan dengan jalur Sesar Merapi Merbabu, Sesar Rawa Pening dan Sesar Ungaran," kata Daryono kembali.
Gempa swarm yang terjadi di Banyubiru, Ambarawa, Salatiga, dan sekitarnya ini bukanlah yang pertama kali. Fenomena ini pernah terjadi di Klangon, Madiun pada Juni 2015, Jailolo, Halmahera Barat pada Desember 2015, dan Mamasa, Sulawesi Barat pada November 2018.
Baca Juga:
Gempa M 6,4 Guncang Gorontalo Dini Hari, BMKG: Tak Ada Ancaman Tsunami
Daryono juga menyoroti bahwa sebetulnya gempa swarm ini tidak membahayakan.
"Sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm tersebut memiliki struktur yang kuat."
Walaupun demikian, rumah dengan struktur bangunan yang lemah dapat mengalami kerusakan akibat gempa swarm ini.
Baca Juga:
52 Gempa Bumi Guncang Maluku, BMKG Ungkap Pentingnya Mitigasi
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 3 mengguncang Kota Salatiga, Jawa Tengah, pada pukul 00.32 WIB, Sabtu (23/10). Guncangan ini terasa hingga Ambarawa dan sekitarnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.