WahanaNews.co, Bondowoso - Beberapa waktu lalu viral seorang calon legislatif (Caleg) DPRD di Bondowoso bernama Erfin Dewi Sudanto (47), yang nekat ingin menjual ginjalnya untuk modal kampanye.
Dia maju menjadi caleg DPRD daerah pemilihan 1 Kecamatan Bondowoso, tenggarang, dan Wonosari.
Baca Juga:
KPU Tetapkan 580 Anggota DPR Terpilih: 8 Caleg Diganti, Ada yang Terjerat Kasus Pidana
Seorang calon legislatif di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menarik perhatian publik karena berniat menjual ginjalnya untuk mendapatkan modal kampanye.
Erfin, yang berasal dari Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, mencalonkan diri sebagai anggota DPRD kabupaten melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun, berdasarkan data Rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (20/2/2024) pukul 15.16 WIB, caleg dari PAN tersebut hanya mendapatkan dukungan sebanyak 43 suara.
Baca Juga:
KPU Sahkan 580 Caleg Terpilih, 8 Caleg Diganti
Menurut Erfin, suara tersebut ia dapatkan dari tempat tinggalnya di Desa Bataan. Efin pun pasrah dengan suaranya, sebab ia sudah berusaha sangat maksimal.
Namun ia menyebut praktik politik uang dalam Pemilu 2024 ini memang tak bisa dihindari. Mulai dari level caleg DPRD, DPR RI hingga DPD.
"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia, mengutip Kompas, Rabu (22/2/2024).
Ia mengaku kalah dengan politik uang, walau sudah berusaha memikat hati masyarakat agar memilihnya.
Erfin sendiri bertarung di Dapil 1 Bondowoso dengan beberapa caleg petahana seperi Sinung Sudrajat dari PDIP dan Kukuh Raharjo dari Golkar.
Pernah Tumbang di Pilkades
Erfin sempat menjadi kepala desa di Desa Bataan pada periode 2007-2013. Saat itu mendapat gaji Rp 450.000 dan di akhir jabatannya, naik menjadi Rp 1.050.000.
Saat menjadi kepala desa, ia sempat menjual rumah warisan orangtuanya untuk kegiatan desa dan ia pun mendapat penghargaan dari Bupati Bondowoso yang saat itu dijabat oleh Amin Said Husni.
Setelah masa jabatannya habis, Erfin kembali maju dalam pilkades. Namun ia mengaku dijegal sehingga tak lolos saat tahapan administrasi.
“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia, Rabu (16/1/2024).
Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.
Erfin kemudian bercerita sebelum maju menjadi caleg PAN, ia sempat didatangi salah satu ketua partai di Bondowoso yang menawarinya maju sebagai anggota DPRD.
Alasannya karena Erfin dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
Saat menjadi Kades, Erfin mengaku menjalankan amanat sebagai kades dengan totalitas.
“Saya waktu pelayanan pada masyarakat luar biasa walaupun gajinya sedikit,” kata Erfin.
Alasan Ingin Jual Ginjal
Setelah itu, Ervin mendatangi salah satu ketua partai di Bondowoso. Ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD. Alasannya, Erfin terkenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.
Namun, ketua partai itu meyakinkan dirinya akan membantu dengan berbagai program. Hal itu membuat Erfin sepakat untuk maju sebagai Caleg.
“Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
Selanjutnya, Erfin bertemu dengan salah satu temannya yang juga menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.
“Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.
Ia mengaku setelah terjun ke lapangan, banyak usulan dan harapan dari masyarakat. Namun tak dipungkiri, ada sejumlah warga yang kerap minta atau menanyakan soal uang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]