WahanaNews.co | Kristina,
bocah berusia 2 tahun yang tinggal di Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kota
Maumere, Kabupaten Sikka, mengalami penyakit langka, yakni kondisi lidahnya
membesar dan menjulur.
Baca Juga:
Bocah bernama Kristina Yunita ini memiliki ukuran lidah yang
besar dan menjulur ke luar mulut sepanjang 8,5 sentimeter, sehingga tak bisa menutup
mulutnya.
Menurut penuturan Teodora Nangjob, ibu dari bocah Kristina
Yunita, yang ditemui media ini, Jumat (19/3) pagi, mengatakan Kristina Yunita
merupakan anak kedua buah dari dirinya dan suami Stefanus Yoman. Anak pertama
seorang laki-laki yang normal dan sudah duduk di bangku sekolah dasar sedangkan
anak kedua seorang perempuan yang mengalami sakit langka ini, lidahnya terus
mengalami pertumbuhan dan menjulur panjang.
"Ketika anak Kristina berusia satu tahun, kami sempat
membawa untuk berobat di Rumah Sakit Bunda Pengharapan yang ada di Makassar.
Diagonosa dokter, anak kami mengalami kanker tumor lidah. Selanjutnya kami
diminta untuk rawat rawat jalan," ungkapnya.
Lanjutnya, Dalam perjalanan, pihak dokter disana mengaku
bahwa mereka tidak berani menangani anaknya dikarenakan anaknya menderita
penyakit langka. Kemudian dokter menyarankan untuk mencari pengobatan lain.
Untuk itu, sekitar Agustus 2020, ia bersama suaminya
membawah anaknya ke Maumere untuk berobat.
"Saya ini asli Papua. Tetapi suaminya saya asal
Maumere. Disana kami tinggal di Mindiptana, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi
Papua. Karena anak kami tidak sembuh-sembuh, kami terpaksa bawah ke Maumere
untuk berobat," ungkap dia.
Selama berada di Maumere, anaknya dibawa ke pendoa seorang
suster yang ada di Wairhubing untuk berobat dan diberikan ramuan ramuan
tradisional. Selama berobat, lidahnya anaknya yang tadinya warna hitam itu
berubah menjadi merah. Namun, lidah anaknya tetap membesar dan terus menjulur
hingga sekarang.
Dikatakan Theodora Nangjob, untuk memberikan makan anaknya,
ia tidak menggunakan sendok tetapi menggunakan tangannya. Yang mana, makanan
itu dikunyah dulu, lalu diberikan kepada anakya untuk dimakan.
"Sampai saat ini kami belum bawah ke dokter yang ada di
Maumere meski memiliki BPJS. Kami masih berobat pakai alternatif. Mau bawa ke
dokter, tetapi ayahnya tidak mau karena pernah kecewa dengan dokter ,"
papar dia.
Sementara itu, salah satu keluarga dari bocah Kristina
Yunita, Avensia mengatakan selama berada
di Maumere, keponakannya itu langsung
dibawa ke pengobatan alternatif dan diberikan ramuan tradisional.
Saat pertama datang dari Papua, lidah bocah Kristina
berwarna hitam. Kemudian, dilakukan pengobatan alternatif dan sekarang lidahnya
sudah berubah warna merah dan bisa makan serta minum susu.
"Awalnya di bandara, saya jemput mereka, lihat
keponakan punya lidah, saya jadi takut hingga menangis. Ketika dua hari menetap
di rumah, keponakan ini punya lidah besar, panjang dan warna lidahnya hitam.
Siang malam, keponakannya hanya menangis saja. Jadi kami bawah ke pengobatan
alternatif. Jadi kondisi saat ini hanya lidahnya sudah berubah warna merah dan
juga bisa makan dan minum susu," ungkap dia.
Ia mengaku selama berada di Maumere, keponakannya tidak
dibawa ke dokter karena dilarang oleh ayahnya. Sebab, ayahnya pernah
dikecewakan oleh dokter yang tidak ada penanganan apapun hingga harus berobat
di Maumere secara alternatif.
"Keponakan ini kan punya ayah ada di Papua sekarang.
Tetapi kami minta untuk bawah ke dokter tetapi ayahnya mati-matian tidak mau
bawa anaknya ke dokter. Ayahnya selalu bilang bahwa ke dokter saja tidak ada
penanganan. Itu yang membuat ayahnya sangat kecewa dengan dokter," ungkap
Avensia.
Avensia berharap ada pihak-pihak yang peduli bisa membantu
biaya pengobatan dari bocah Kristina Yunita yang sudah 2 tahun terakhir
menderita sakit langka ini. [dhn]