WAHANANEWS.CO, Toba - Mantan anggota DPRD Toba, Wesley Sitorus, ditemukan tewas dengan bekas jeratan di leher. Saat ini, polisi sedang menyelidiki penyebab kematiannya.
Jenazah Wesley ditemukan di rumahnya yang terletak di Desa Patane V, Kecamatan Porsea, Toba, Sumatera Utara (Sumut), pada Jumat (2/8/2024) lalu.
Baca Juga:
Terkesan Lamban Tangani Kasus Penculikan Kadis PUTR Toba, Begini Keterangan Polres
Melansir Detik, inilah sejumlah fakta terkini terkait penemuan mayat Wesly di kediamannya.
1. Mayat Wesly Divisum di RSUD Porsea
Kasi Humas Polres Toba, AKP Bungaran Samosir, menjelaskan bahwa jenazah Wesley ditemukan tergeletak di depan pintu kamar tidurnya dalam posisi telungkup. Penemuan tersebut terjadi pada Jumat (2/8/2024).
Baca Juga:
Menpora Dito Sebut Ajang Aquabike Jetski World Championship Toba Semakin Diminati Dunia Internasional
"Jenazah ditemukan dalam posisi telungkup di depan pintu kamar tidur. Benar, dia mantan anggota DPRD Toba. Sekitar tahun 2005, hanya menjabat satu periode," ujar AKP Bungaran pada Sabtu (3/8/2024).
Personel Polsek Porsea dan Satreskrim Polres Toba kemudian membawa jenazah Wesley ke RSUD Porsea Parparean untuk dilakukan visum. Dari hasil visum, ditemukan beberapa luka lecet di tubuh Wesley, termasuk bekas jeratan di leher.
"Hasil pemeriksaan luar dari visum menunjukkan ada beberapa luka lecet di tubuh," jelasnya.
2. Sekujur Tubuh Wesly Dipenuhi Luka
Polisi kemudian menjelaskan hasil visum terhadap mayat Wesly. Banyak luka di tubuh Wesly yang ditemukan.
"Luka lecet di atas pelipis sebelah kanan, luka lecet di kening tengah di sebelah kiri, luka lecet di samping wajah kanan, luka jeratan di leher, luka lecet bahu kiri atas, rusuk sebelah kiri bengkak dan ada luka-luka lecet lainnya," ucapnya.
3. Kematian Tak Wajar
Pasca divisum di RSUD Porsea, mayat Wesley dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi untuk dilakukan autopsi. Polres Toba kemudian melakukan penyelidikan terhadap penemuan mayat tersebut.
Berdasarkan kesimpulan sementara polisi menyebut penyebab kematian Wesly tidak wajar. "Kasus penemuan mayat sudah di tangani oleh pihak Kepolisian Resort Toba dan melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan mayat yang diduga meninggal tidak wajar," tutupnya.
4. Polisi Periksa 12 Saksi
Meskipun mencurigai kematian Wesley sebagai sesuatu yang tidak wajar, Bungaran belum dapat memastikan apakah korban dibunuh atau tidak. Ia menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut.
"Prosesnya masih berlangsung, dan hingga saat ini kami masih mendalaminya," ujarnya.
Perwira polisi tersebut juga mengungkapkan bahwa 12 saksi telah diperiksa terkait kejadian tersebut, termasuk keluarga korban dan saksi yang pertama kali menemukan jenazah Wesley.
"Kami sudah meminta keterangan dari 12 orang, termasuk istri dan kedua anaknya. Selain itu, orang yang pertama kali menemukan jenazah di rumah, orang yang membawa jenazah ke rumah sakit, serta teman-teman yang bertemu dengan korban sebelum ditemukan meninggal. Namun, hasil autopsi dan laboratorium forensik belum keluar," jelasnya.
5. Mayat Ditemukan Warga
Kanit Pidum Satreskrim Polres Toba Ipda Zulkifli mengatakan jasad korban ditemukan di rumahnya yang berdekatan dengan panglong korban di Desa Patane V, Kecamatan Porsea, Jumat (2/8/2024).
Awalnya, ada seorang warga yang hendak membeli bahan bangunan di panglong korban.
"Ada orang mau beli bahan bangunan ke panglong dia (korban). Jadi, dilihat panglongnya tutup, kemudian si orang ini menanyakan, kebetulan di samping panglong itu ada bangun rumah, ada tukangnya lah di situ. Ditanyakan lah, ini panglongnya kok tutup, mana orangnya?" ujar Zulkifli, Selasa (20/8/2024).
Lalu, warga itu pergi ke rumah korban yang berada di belakang panglong itu. Warga tersebut lalu memanggil korban, tetapi tidak ada jawaban.
Karena pintu rumah korban sedikit terbuka, warga pun membuka pintu rumah korban. Saat itu, warga tersebut menemukan korban sudah dalam keadaan telungkup di depan pintu kamarnya.
Kemudian, warga tersebut kembali menemui tukang bangunan yang berada di dekat panglong korban itu untuk menyampaikan kondisi korban. Lalu, mereka mendatangi rumah korban dan mengecek korban.
"Terus mereka sama-sama lah melihat ke dalam rumah, ditengok lah si Wesly ini sudah kaku. Jadi, orang ini dua lah memberitahu masyarakat setempat bahwasanya sudah meninggal," jelasnya.
6. Polisi Tunggu Hasil Autopsi
Warga pun memberitahu Polsek Porsea soal kejadian itu. Tak lama, pihak kepolisian datang dan membawa jasad korban ke rumah sakit.
Lalu, petugas menghubungi pihak keluarga dan menyampaikan soal kematian korban. Selang beberapa waktu, keluarga korban pun datang ke rumah sakit.
Zulkifli turut menjelaskan soal informasi adanya bekas jeratan di leher korban. Dia menyebut bekas itu diduga bukan bekas jeratan.
"Itu bukan di leher jeratannya, di dekat lengannya, di dada depan. Jadi, kalau sepintas macam jeratan tali, padahal kalau menurut dokter itu bekas lipatan daging ke daging. Jadi, macam tali, seolah-olah macam jeratan," jelasnya.
Terkait apakah korban dibunuh atau tidak, Zulkifli belum bisa memastikannya. Dia mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi.
"Belum bisa dipastikan, kita masih mencurigai kematiannya. Kita masih nunggu hasil autopsi sama hasil lab. Kita belum bisa memastikan matinya karena apa," pungkasnya.
7. Keluarga Tak Ingin Jasad Wesly Diautopsi
Zulkifli menambahkan bahwa pihaknya sempat dihubungi oleh anak dan istri korban, yang menolak agar jenazah Wesley diautopsi.
"Kami menghubungi keluarga korban, istri dan anaknya datang. Kami menyarankan agar dilakukan autopsi, namun keluarga menolak dan meminta agar jenazah langsung dibawa pulang. Namun, sebagai bagian dari tugas polisi, autopsi tetap harus dilakukan," jelasnya.
Zulkifli juga menyebut bahwa keluarga korban menolak untuk membuat laporan atas kematian Wesley. Akibatnya, polisi akhirnya membuat laporan model A, yang merupakan laporan yang dibuat oleh anggota polisi, bukan oleh masyarakat.
"Karena keluarga tidak mau membuat pengaduan, kami membuat laporan model A, sehingga jenazah bisa diautopsi di RS Bhayangkara Tebing Tinggi," ujarnya.
8. Keluarga Anggap Kematian Wesly Wajar
Keluarga Wesley meyakini bahwa korban meninggal karena penyakit yang dideritanya. Menurut Zulkifli, sebelum meninggal, Wesley sempat dirawat di rumah sakit.
"Alasan keluarga menganggap kematian Wesley wajar adalah karena ia baru saja keluar dari rumah sakit setelah opname seminggu sebelumnya. Selain itu, tanda hitam di kepalanya, menurut keluarga, bukan karena pukulan, melainkan karena terjatuh di lantai dalam posisi telungkup. Wesley juga memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya," jelasnya.
Zulkifli juga menyebut bahwa Wesley tinggal terpisah dari istri dan anaknya, meskipun istrinya masih sering datang mengunjungi.
"Korban tinggal di rumah yang berbeda dari istrinya, mereka sudah pisah ranjang. Meski begitu, istrinya masih mau mengunjungi Wesley, datang melihatnya di panglong, meskipun mereka tidak tinggal serumah," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]