WahanaNews.co |
Warga 8 desa di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), terancam kelaparan akibat serangan hama tikus yang melanda hampir
seluruh wilayah kecamatan yang berada di sebelah utara Pulau Flores itu pada
bulan Maret lalu.
Camat Palue, Lorensius Lise, yang dikonfirmasi
wartawan pada Sabtu (5/6/2021) pagi melalui telepon genggamnya, membenarkan
serangan hama tikus tersebut.
Baca Juga:
Wali Kota New York Cari Pemburu Tikus, Honornya Rp 2,6 Milliar
"Iya, itu sekitar di 8 desa, itu lebih banyak
desa-desa di pegunungan, terutama tanaman jagung itu bersih, hanya dua desa
yang masih hanya setengah saja, tapi enam desa yang lain itu mulai usia sudah
mau berbunga, tikus makan semua, jadi tidak ada lagi untuk mendapatkan hasilnya
nanti, karena dia makan mulai dari usia muda," ujar Camat Palue.
Selain tanaman jagung, kata Lorensius, hama
tikus juga menyerang tanaman pertanian umur pendek lainnya.
"Dua desa itu mungkin karena tanam kemudian
jadi tidak semua lahan terserang hama tikus, sedangkan enam desa lainnya habis
memang," tandasnya lagi.
Baca Juga:
Gagal Panen, Kementerian Pertanian Ajak Petani Tabanan Ikut AUTP
Ditambahkan bahwa meskipun warga Kecamatan
Palue telah melaksanakan ritul adat tolak bala, tanaman jagung dan tanaman
pertanian umur pendek lainnya tidak dapat diselamatkan dan dikuatirkan warga
akan mengalami kekurangan stok bahan makanan pada tahun mendatang, sehingga
warga Kecamatan Palue terancam kelaparan.
"Iya, pasti terancam kelaparan, karena salah
satu makanan pokok warga Palue itu kan umbi-umbian, jagung itu merupakan
bahan makanan pokok yang kedua, tapi jagungnya sudah dihabiskan oleh hama
tikus, maka itu akan terancam kelaparan nanti, biasanya kelaparan itu akan
terjadi pada bulan Oktober dan November, karena stok jagungnya sudah tidak
ada," ungkapnya lagi.
Upaya yang telah dilakukan Pemerintah
Kecamatan Palue atas kejadian tersebut, yakni dengan memberikan laporan kepada
Pemerintah Kabupaten Sikka.
Namun, hingga saat ini, Lorensius mengaku
belum ada tindak lanjut berupa pemberian bantuan dari Pemerintah Kabupaten
Sikka.
Selain mengharapkan bantuan dari Pemerintah
Kabupaten Sikka, kata Camat Palue bahwa masyarakat Palue akan tetap berusaha
dengan cara menjual hasil komoditi yang lolos dari serangan hama tikus.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Rokirole,
Benediktus Semba, yang dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (5/6/2021) melalui
telepon genggamnya, juga membenarkan kejadian itu.
"Bukan hanya di Rokirole saja, tapi hampir
seluruh desa, tapi di Rokirole itu memang dari tanaman jagung, kacang ijo, ubi
kayu dengan makanan-makanan dari tahun lalu itu tikus makan," ungkap
Benediktus.
Dikatakan bahwa hampir seluruh lahan pertanian
di Desa Rokirole terserang hama tikus.
Akibatnya, warga desa tersebut akan mengalami
kekurangan stok pangan dan terancam kelaparan.
"Karena cadangan makanan persiapan untuk tahun
depan sudah tidak ada karena jagung hampir satu kebun itu habis semua, tikus
makan," ujar Benediktus, yang mengaku belum melaporkan kejadian itu ke
pemerintah tingkat atas.
Dirinya juga mengaku bahwa saat ini Pemerintah
Desa Rokirole sendiri belum bisa berbuat banyak untuk mengatasi kejadian
tersebut dan berharap agar Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pertanian
melakukan pembasmian terhadap hama tikus yang menyerang tanaman warga.
Selain itu, dirinya juga berharap agar
pemerintah daerah memberikan bantuan bahan makanan kepada masyarakat Desa
Rokirole.
Selain Pj Kades Rokirole, Kepala Desa
Maluriwu, Selestinus Laba, yang berhasil dikonfirmasi wartawan melalui telepon
genggamnya pada Sabtu (5/6/2021) siang, juga turut membenarkan serangan hama
tikus tersebut.
Kepada wartawan, Selestinus mengatakan,
kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2020 lalu.
Pada saat itu, hama tikus juga menyerang
hampir semua lahan jagung di wilayah itu.
"Hampir semua lahan jagung petani di Desa
Maluriwu ini semua dimakan tikus, kalau di rumah, hampir disetiap rumah
penduduk itu, ya, namanya juga tikus ini jadi dia makan bukan hanya stok
makanan yang ada di rumah, tapi juga pakian, seprei, pokoknya peralatan di
rumah dia bisa menyerang," ungkapnya.
Kejadian itu, menurut Selesetinus, sangat
berpengaruh dengan stok bahan makanan, khususnya jagung, yang merupakan salah
satu bahan makan pokok warga Palue.
"Panen jagung jadi berkurang, bahkan kalau ada
petani yang lahannya hanya 0,5 ha itu bisa saja ludes semua, tapi meskipun saat
ini petani mengalami serangan hama tikus tadi tapi kita tidak mengalami
kekurangan stok makanan karena stok pangan tahun kemarin itu masih ada,
kemudian masih ada umbi-umbian," ujar Selesetinus, yang mengaku baru pulang
dari Kota Maumere.
Meski demikian, dirinya juga berharap dengan
kejadian itu Pemerintah Kabupaten Sikka dapat memberikan bantuan berupa bahan
makan kepada warga Desa Maluriwu khususnya, dan Kecamatan Palue pada umumnya. [dhn]