WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah mengeruk sekitar 835 ribu kubik sedimen dan lumpur di waduk, sungai, situ, serta embung di berbagai lokasi di Jakarta sebagai bagian dari upaya maksimal penanganan banjir.
"Sampai dengan saat ini (per 12 Desember 2025), kami sudah keruk kurang lebih 835 ribu m3 pengerukan baik itu sekali lagi di sungai, di saluran, di waduk, maupun di saluran-saluran mikro," ujar Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Nugraharyadi.
Baca Juga:
Tidak Transparan, KPK Peringatkan Kepala Daerah se-Sulteng soal Korupsi Pengelolaan APBD dan SDA
Hal itu disampaikan dalam siniar terkait "Upaya Mitigasi Supaya Curah Hujan Tinggi Teratasi" yang dipantau di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Embung, situ maupun embung berfungsi menahan air hujan sekaligus tampungan sementara. Beberapa di antaranya telah direvitalisasi antara lain Waduk Aseni di Jakarta Barat, Waduk Giri Kencana di Jakarta Timur, serta Embung Lapangan Merah di Jakarta Selatan.
Lalu, untuk mengoptimalkan kapasitas penampungan air, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menyiapkan polder.
Baca Juga:
Cegah Genangan di Pulau Tidung, Pasukan Biru Sudin SDA Kepulauan Seribu Bangun Saluran
"Polder yang sudah terbangun ada 52 polder, targetnya ada 70 polder yang akan kami bangun nanti," katanya.
Selain pengerukan lumpur, Dinas SDA DKI Jakarta juga menyiagakan pompa-pompa banjir, baik permanen (stasioner) maupun pompa-pompa bergerak (mobile) di berbagai wilayah, khususnya di lokasi-lokasi rawan genangan.
Saat ini terdapat 612 unit pompa permanen yang tersebar di 211 rumah pompa serta sekitar 590 pompa bergerak serta 260 alat berat untuk mengeruk lumpur.