WahanaNews.co | Dalam sepekan terakhir, terjadi 3 kasus kriminal bersenjata di wilayah Aceh. Pertama di Aceh Barat, kemudian Pidie dan Aceh Timur.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Safaruddin, mengajak semua pihak yang ada di Aceh saling menjaga keberlanjutan keamanan yang sudah dirasakan masyarakat sejak terciptanya perdamaian 2005 silam.
Baca Juga:
KKB Bunuh Warga Sipil di Kali Wabu Intan Jaya
"Kita tidak ingin lagi kembali ke masa suram. Cukup sudah kita merasakan konflik yang berkepanjangan, sudah banyak korban yang berjatuhan," katanya di Banda Aceh, Senin (1/11).
Dia meminta aparat kepolisian menindak tegas pelaku kejahatan, apalagi menggunakan senjata api. Safaruddin menegaskan, kedamaian merupakan harga mati yang harus dijaga dan dirawat rakyat Aceh.
"Tidak ada tawar menawar dengan perdamaian. Kita semua harus menjaganya sampai kapanpun. Setiap kejahatan dan kriminalitas di Aceh harus ditindak agar kondisi Aceh tetap aman dan nyaman," tegasnya.
Baca Juga:
Satgas Operasi Damai Cartenz Tangkap DPO KKB Puncak di Bandara Ilaga
Di sisi lain, Safaruddin mengaku prihatin dengan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh saat ini. Di mana kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan masih menjadi masalah besar.
"Saat ini kita sedang fokus untuk memperbaiki pembangunan Aceh ke arah yang lebih baik. Meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jangan sampai agenda mulia ini terusik oleh aksi kriminalitas," ungkapnya.
Namun demikian, politisi partai Gerindra tersebut mengapresiasi kinerja aparat penegak hukum selama ini dalam menjaga kondusifitas Aceh. Sehingga sudah banyak investor yang kembali melirik Aceh.
Lembaga DPRA, tuturnya, berharap kondisi aman yang dirasakan selama ini terus terpelihara dan setiap pelaku kejahatan bisa segera diungkap.
"Supaya roda perekonomian dan pembangunan Aceh terus bergerak dan Aceh bisa keluar dari kukungan kemiskinan," pungkasnya. [qnt]