WahanaNews.co | Menara
Kujang Sapasang, yang rencananya akan jadi landmark pariwisata dan dibangun di
kawasan wisata Panenjoan, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,
mendapatkan penolakan dari DPRD Jawa Barat.
Baca Juga:
Travel Umrah Bodong Tipu 50 Warga Banten, Korban Ditelantarkan di Hotel
DPRD Jabar menilai Menara Kujang Sapasang tidak tepat
dibangun di tengah situasi pandemi COVID-19. Padahal, landmark pariwisata yang
digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil tersebut sudah direncanakan sejak jauh hari
sebelum pandemi melanda.
Menara Kujang Sapasang yang bakal dibangun bak patung
Liberty di kawasan Waduk Jatigede tersebut, diyakini bakal menjadi ikon
kebanggaan warga Jawa Barat, khususnya Sumedang serta masyarakat Jatigede yang
terdampak penggenangan waduk.
Reaksi keras pun disampaikan warga Sumedang terhadap DPRD
Jawa Barat.
Baca Juga:
Minibus Travel Hantam Truk di Tol Cisumdawu, Tiga Orang Meninggal Dunia
"Sumedang sudah memberikan persembahan terbaik bagi
Jawa Barat. Manfaat Jatigede, baik penggunaan air baku maupun energi tenaga listrik
untuk warga Jawa Barat. Biarlah kami mendapatkan manfaat dari pariwisata
melalui pembangunan menara Kujang Sapasang. Jangan ganggu kami!," tegas
Ketua Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS), Tatang Sobana di Sumedang, Minggu
(30/5/2021).
Tatang menegaskan, kujang adalah simbol luhur budaya Sunda
dan Sumedang adalah puseur (pusat) budaya Sunda. Karenanya, tegas Tatang, dia
dan jajaran DKS sangat mendukung rencana pembangunan Menara Kujang Sapasang.
Reaksi keras lainnya disampaikan Ketua Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Kabupaten Sumedang , H Thomas Darmawan. Bahkan, dia
menyatakan, DPRD Jabar tak perlu mencari panggung di Sumedang dengan mengkritik
pembangunan Menara Kujang Sapasang.
"Saya heran dengan anggota DPRD yang mempermasalahkan
pembangunan ini. Padahal, ini adalah program yang diajukan sejak tahun 2000 dan
tentu sudah dibahas di dewan. Kenapa baru dipermasalahkan sekarang? Jangan cari
panggung di Sumedang !" tegasnya.
"Warga terdampak Jatigede sudah banyak berkorban untuk
kepentingan Jawa Barat, saatnya OTD diperhatikan. Salah satu sektor yang
diharapkan dapat mendongkrak perekonomian OTD adalah pariwisata. Untuk itu,
kami warga OTD sangat mendukung rencana Pak Gubernur untuk membangun menara
Kujang Sapasang ," tegas Sridiyanto Wijaya, salah seorang OTD yang juga
Ketua Forum Jatinunggal.
Dukungan lainnya datang dari Kepala Desa Jemah, Kecamatan
Jatigede, Turyana. Dia juga menegaskan, mendukung penuh rencana Gubernur Jabar,
Ridwan Kamil dan Bupati Sumedang , Dony Ahmad Munir membangun Menara Kujang
Sapasang.
"Atas nama masyarakat Desa Jemah, saya sangat mendukung
rencana Pak Bupati dan Pak Gubernur untuk membangun Menara Kujang Sapasang .
Menara ini nantinya akan menjadi ikon daya tarik pariwisata," katanya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) DPC Sumedang,
Iyan Sofyan Hady pun menyambut baik dan memberikan apresiasi atas prakarsa
pembangunan lanmark unik pariwisata di Kabupaten Sumedang itu.
" Sumedang membutuhkan destinasi wisata yang berbeda.
Menara Kujang Sapasang ini sangat unik dan menarik. Pengunjung datang untuk
happy, selfie, kuliner, belanja dan bawa oleh-oleh," katanya.
Diketahui, konsep landmark pariwisata Jatigede tersebut akan
menggabungkan aspek religi melalui masjid, budaya melalui menara kujang, serta
sentuhan teknologi informasi melalui kehadiran museum Jatigede.
Saat ini, proyek senilai Rp100 miliar yang dananya berasal
dari bantuan keuangan Pemda Provinsi Jabar sedang memasuki tahap lelang dan
akan mulai dibangun Juni 2021. Selain mengidekan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil
merancang menara kujang dan masjid tersebut.
Minggu (23/5/2021) lalu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil
meninjau langsung lokasi pembangunan Menara Kujang Sapasang . Selain menara,
akan dibangun pula masjid dan museum sebagai kolaborasi konsep religi, budaya,
dan teknologi informasi.
"Mudah-mudahan dengan selesainya titik landmark
tersebut bisa menandai lahirnya kesuksesan pariwisata di Sumedang dan juga di
Jabar. Kemudian, nanti ada jembatan karena menghubungkan dua bukit, di bukit
akhir berdiri kujang yang sepasang utama dan sepasang skala kecilnya,"
kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Sedangkan untuk spot unggulan yang ditawarkan dalam kawasan
pariwisata tersebut, kata Kang Emil, adalah panorama alam Jatigede yang indah
dari atas menara. "Spot unggulannya view alam Jatigede aja, cuma posisinya
di atas menara seperti kita naik menara kalau di New York itu Patung
Liberty," ungkapnya.
Kang Emil mengatakan, bila pembangunan berjalan lancar,
landmark pariwisata tersebut bisa selesai dibangun dan dapat digunakan pada
2022. "Kalau di target Januari 2022 bisa dipergunakan," ucapnya.
Kang Emil juga menegaskan, kawasan pariwisata Jatigede juga
merupakan wujud kadeudeuh (kasih sayang) bagi warga Jatigede yang rumahnya
masuk genangan waduk dan harus pindah ke tempat lain. " Pariwisata
Jatigede adalah kompensasi untuk warga Sumedang yang harus pindah akibat
pembangunan infrastruktur Waduk Jatigede," tegas Kang Emil. [dhn]