WahanaNews.co | Menyusul cuaca ekstrem yang terjadi dan dianggap membahayakan keselamatan, kapal-kapal diminta tidak berlayar dulu di Labuan Bajo pada Jumat (30/12).
Kadishub Nusa Tenggara Timur, Isyak Nuka, menyebut bahwa wilayahnya saat ini sedang mengalami cuaca esktrem disertai Badai Rosby. Menurut Isyak, gelombang laut di sekitar Labuan Bajo mencapai tinggi 3-4 meter, sehingga jika kegiatan pelayaran laut tetap dilakukan bisa berbahaya.
Baca Juga:
Prediksi BMKG: Potensi Gelombang Tinggi di Merak hingga Anyer Banten
"Ini sangat membahayakan keselamatan pelayaran laut, sehingga pihak KSOP pelabuhan Labuan Bajo mengeluarkan peringatan kepada para operator kapal laut termasuk kapal pinisi untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem ini," kata Isyak dalam keterangannya, Jumat (30/12).
Menurut Isyak, kapal pinisi sebenarnya tidak dilarang untuk berlayar di Labuan Bajo, tapi dalam kondisi cuaca buruk yang terjadi sekarang memang tidak bisa dilakukan.
"Izin berlayar hanya diberikan jika kondisi cuaca sudah membaik. Kondisi cuaca di-update setiap waktu," tambahnya.
Baca Juga:
Dinas Perikanan Lebak Imbau Nelayan Waspada Gelombang Tinggi di Banten
Sementara itu pada 27 Desember lalu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga dan wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, agar mewaspadai cuaca buruk ketika hendak melakukan aktivitas di laut pada periode Natal 2022 hingga Tahun Baru 2023.
Untuk menghindarkan diri dari berbagai dampak gelombang tinggi, BMKG pun menyarankan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadinya gelombang tinggi untuk selalu waspada.
Masyarakat diminta untuk berhati-hati saat beraktivitas dan terus mencari informasi terkait cuaca dari BMKG. Selain itu, saran keselamatan diberikan pula untuk aktivitas perahu nelayan dan kapal pesiar yang akan membawa para wisatawan berkunjung ke pulau-pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo.