WahanaNews.co | Gempa berkekuatan Magnitudo 4,8 di Bali hampir merenggut nyawa Ni Made Mudawati (50) dan Putu Novitasari (18).
Keduanya menjadi korban gempa di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, dan berhasil selamat meski sempat tertimbun reruntuhan.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Benar (dua orang yang selamat meski sempat tertimbun)," kata Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli, I Ketut Agus Sutapa kepada wartawan, Sabtu (16/10/2021).
Berdasarkan laporan BPBD Provinsi Bali, kedua korban ini mengalami luka. Ni Made Mudawati mengalami luka berat dan Putu Novita Sari mengalami lika ringan.
Agus menjelaskan, sebenarnya ada sebanyak delapan orang korban longsor bukit di Desa Terunyan.
Baca Juga:
Gempa M 3,4 Guncang Karangasem Bali
Selain Ni Made Mudawati dan Putu Novita Sari, ada pula Ni Kadek Wahyu (25), Lionel Adi Putra (8), Dede Solikin Adi Putra (28), Ni Putu Wahyuni (28), Devina (4 th) dan bayi berusia 4 bulan yang belum diketahui identitasnya.
Dari delapan orang tersebut, sebanyak empat orang tertimbun. Mereka adalah Ni Made Mudawati, Putu Novita Sari, Ni Kadek Wahyuni dan Lionel Adi Putra.
Sementara empat lainnya yakni Dede Solikin Adi Putra, Ni Putu Wahyuni, Devina (4) dan bayi berusia 4 bulan tidak tertimbun sehingga dapat melakukan evakuasi secara mandiri.
Dari empat orang yang tertimbun, dua orang yakni Ni Made Mudawati dan Putu Novita Sari berhasil selamat. Sedangkan dua sisanya yakni Ni Kadek Wahyu dan Lionel Adi Putra dipastikan meninggal dunia.
"(Yang korban longsor) 8 jiwa dalam 1 KK, 4 bisa evakusi mandiri, 4 lagi tertimbun," jelas Agus Sutapa.
Salah satu korban longsor yakni Dede Solikin Adi Putra mengatakan, rumahnya di Desa Terunyan memang berada di dekat bukit. Sekitar pukul 04.00 Wita, bukit tersebut mau runtuh akibat gempa.
"Kurang dari semenit langsung longsor, kami lagi tidur langsung melarikan diri tapi gak sempat, mau lari ke danau juga ga sempat, langsung longsor dari belakang," terang Solikin.
"Kami 6 orang selamat, dua meninggal, termasuk anak saya. Almarhum (anak saya Lionel Adi Putra) sama bibinya (Ni Kadek Wahyu) mau menyelamatkan diri tapi kena runtuhan (dan akhirnya meninggal)," kisahnya.
Sebelumnya, sebanyak tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi 4,8 magnitude yang berpusat di 8 km barat laut Kabupaten Karangasem, Bali. Selain meninggal dunia, sebanyak 7 orang juga mengalami patah tulang.
"Korban jiwa di Kabupaten Bangli 2 orang meninggal dunia. Kabupaten Karangasem 1 orang meninggal dunia, 7 orang patah tulang," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin kepada wartawan, Sabtu (16/10).
Selain Ni Kadek Wahyu dan Lionel Adi Putra, satu orang yang meninggal dunia sebagai korban gempa yakni Ni Luh Meriani (3) asal Dusun Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. [rin]