WahanaNews.co | Pesawat perintis milik maskapai Rimbun Air dikabarkan hilang kontak di kawasan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021) pagi.
Pesawat Rimbun Air berkode penerbangan PK OTW tersebut hilang kontak pasca-terbang dari Nabire.
Baca Juga:
KKB Serang Pos Satgas Operasi Damai Cartenz-2024, Kontak Senjata Pecah di Intan Jaya
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Nabire, Muhammad Navik, mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait hilang kontaknya pesawat Rimbun Air tersebut.
"Benar, hilang kontak, di kawasan Sugapa, tadi pagi terbang dari Nabire, data masih di kumpulkan," kata Navik kepada wartawan, Rabu (15/9/2021).
Navik mengatakan, tidak ada penumpang dalam pesawat tersebut.
Baca Juga:
Alami Turbulensi 30 Detik Usai Terbang Sejam, 2 Pramugari dan 6 Penumpang Terluka
Dia menjelaskan, pesawat Rimbun Air ini membawa bahan sembako dan barang lainnya (kargo) ke Sugapa.
"Informasi yang kami terima seperti itu, ini pesawat cargo dan tidak ada penumpang," ungkap Navik.
Hingga saat ini, aparat keamanan beserta tim SAR masih mencari lokasi keberadaan pesawat Rimbun Air PK OTW yang hilang kontak di Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021) pagi.
Terpisah, Kapolres Intan Jaya, AKBP Sandi Sultan, mengungkapkan, telepon seluler (ponsel) pilot yang membawa pesawat masih aktif.
"HP pilot masih aktif, hanya ditelepon tidak diangkat. Semoga saja pilot dan krunya semua masih hidup, itu harapan kami," kata Sandi, Rabu (15/9/2021).
Pesawat Rimbun Air PK OTW yang dipiloti Mirza dan Fajar sebagai kopilot itu hanya membawa Iswahyudi selaku teknisi.
"Hilang kontak ketika masuk ke Bilorai, sudah dekat dengan bandara," ujar Sandi, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Rabu (15/9/2021).
Pesawat Rimbun Air tersebut sebelumnya terbang dari Bandara Nabire lada pukul 06.40 WIT dengan tiga kru di dalamnya, yakni Mirza sebagi pilot, Fajar (co-pilot), dan Iswahyudi selaku teknisi.
Selain ketiga kru, tidak ada penumpang umum dalam penerbangan tersebut.
"Mereka hanya membawa kargo bahan bangunan," kata Sandi.
Menurut dia, kontak terakhir pilot dengan petugas Airnav Sugapa berlangsung pada pukul 07.30 WIT.
"Kami masih berusaha mencari dengan helikopter," kata dia.
Selain itu, polisi mendapatkan beberapa informasi yang masih simpang siur dari masyarakat mengenai keberadaan pesawat berbadan kecil tersebut.
"Informasi masih simpang siur, apa dia ada di Homeyo atau di dekat bandara," ujar dia.
Menurut dia, ada masyarakat dari Distrik Homeyo yang mengaku sempat mendengar suara dentuman.
"Masyarakat Homeyo mengaku sempat mendengar suara ledakan, tapi informasi ini masih belum bisa dipastikan benar atau tidak," kata Sandi.
Pesawat yang tengah membawa bahan bangunan tersebut lepas landas dari Bandara Nabire pada pukul 06.40 WIT.
Kontak terakhir antara pilot dan petugas Airnav Sugapa berlangsung pada pukul 07.30 WIT.
Umumnya, waktu tempuh penerbangan dari Nabire ke Sugapa sekitar 40 menit.
Bandara Bilorai Sugapa merupakan salah satu bandara di Papua yang berada di tepian jurang dan landasannya hanya sepanjang 600 meter.
Dengan demikian, hanya pesawat berbadan kecil yang bisa mendarat di lokasi tersebut. [qnt]