WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tabrakan antara helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dan pesawat American Airlines pada Rabu (29/1/2025) mengakibatkan 67 korban jiwa dari kedua alat transportasi udara tersebut.
Pejabat terkait mengonfirmasi peristiwa ini pada Kamis (30/1/2025), menjadikannya kecelakaan penerbangan paling fatal di AS dalam hampir 25 tahun terakhir.
Baca Juga:
Bicara Blak-blakan, Putin: Jika Dulu Trump Tak Dicurangi, Perang Ukraina Tak Akan Terjadi
Penyelidikan masih berlangsung terkait tindakan pilot militer dalam insiden ini. Otoritas juga mengungkap bahwa petugas pengatur lalu lintas udara saat kejadian bekerja dalam kondisi yang "tidak normal."
Tim pencarian telah menemukan setidaknya 28 jenazah di Sungai Potomac yang membeku. Helikopter tersebut diduga melintas di jalur pesawat jet yang tengah bersiap mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan.
Pesawat American Airlines membawa 60 penumpang dan empat awak, sedangkan helikopter mengangkut tiga tentara.
Baca Juga:
Superapp China Bikin Hidup Lebih Mudah, Bisakah AS Mengejar?
Menurut laporan Badan Penerbangan Federal AS (FAA), yang diperoleh Associated Press (AP), satu petugas pengatur lalu lintas udara menangani tugas yang biasanya dibagi antara dua orang di menara pengendali saat insiden terjadi.
"Konfigurasi posisi saat itu tidak sesuai dengan waktu dan volume lalu lintas yang ada," demikian isi laporan tersebut yang dikutip AP, Jumat (31/1/2025).
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat.