WahanaNews.co | Dea Rizky (13) merupakan salah jadi satu dari 11 siswa MTs Harapan Baru Ciamis yang meninggal dunia karena tenggelam dalam kegiatan susur sungai. Sebuah foto bersama yang diambil tepat tujuh hari lalu, jadi kenangan terakhir keluarga Dea.
Ayah Dea, Sahidin Alzu (52) mengaku sangat terpukul atas kepergian putrinya tersebut. Ia tidak menyangka Dea turut menjadi korban peristiwa nahas itu.
Baca Juga:
Elemen Petani dan Koalisi Masyarakat Sipil Pro-Demokrasi Deklarasi Dukung Ono Surono di Pilkada Jabar
"Sangat kehilangan, terpukul sekali," ucap Sahidin saat ditemui di kediamannya di Desa Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Sabtu (16/10/2021).
Sahidin mengetahui anak ketiganya menjadi korban tenggelam dari kakak Dea yang merupakan siswa MAN Harapan Baru. Namun saat itu Ia hanya mendapat kabar jika Dea sudah tidak ada.
Karena penasaran atas kabar didapat, Sahidin bersama istri dan keluarga lainnya langsung berangkat menuju Ciamis. Ia pun terkejut setelah mengetahui Dea telah meninggal dunia karena tenggelam.
Baca Juga:
Kemensos Bantu Kursi Roda Adaptif bagi Penyandang Cerebral Palsy di Ciamis
"Tadi malam sekitar pukul 21.00 dapat kabar dari kakak Dea, dia telepon katanya Dea sudah tidak ada, udah gitu aja langsung mati teleponnya. Saya coba telepon balik tapi enggak bisa," jelasnya.
"Karena penasaran kami sekeluarga langsung kesana (Ciamis). Sampai di sana enggak taunya Dea sudah dalam keadaan meninggal. Saat itu juga jenazah langsung dibawa pulang, tadi pagi baru dimakamkan," kata dia menambahkan.
Masih kata Sahidin, Ia tidak mengetahui soal kegiatan susur sungai yang diikuti Dea. Bahkan saat terakhir bertemu tepatnya pada Minggu 10 Oktober kemarin, tidak ada pemberitahuan apapun tentang kegiatan tersebut.
Pertemuan itupun menjadi kenangan terakhir keluarga dengan Dea. Saat itu Sahudin dan istrinya Siti Maemunah (40) sempat foto bersama dengan Dea Rizky.
"Enggak bilang ada kegiatan apa-apa, minggu kemarin saya ke sana ketemu Dea juga enggak bilang mau ada kegiatan ini. Kemarin sempat foto bersama, foto ini jadi kenangan terakhir kami dengan Dea," tutur Sahidin sembari menunjukkan foto dimaksud.
Kini keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Dea. Namun Sahidin berharap agar peristiwa tersebut tidak lagi terulang baik di sekolah Dea maupun di sekolah-sekolah lainnya.
"Harapannya jangan sampai ke depan ada kejadian ini lagi, bukan di sekolah anak saya aja tapi di semua tempat pendidikan," tandasnya. [rin]