WahanaNews.co | Imlek adalah tahun baru dalam sistem penanggalan China yang kerap diperingati dengan berbagai tradisi yang unik.
Perayaan Imlek tahun 2023, berdasarkan penanggalan China, merupakan Tahun Kelinci dan bertepatan dengan tanggal 23 Januari 2023.
Baca Juga:
Bupati Rohil Lepas Pawai Lampion Malam Cap Go Meh 2575/2024 di Klenteng Ing Hok King
Berbeda dengan kalender Masehi, dalam perhitungan kalender Imlek didasarkan pada siklus bulan.
Setiap tahun dalam kalender Imlek diwakili oleh salah satu 12 hewan, yakni anjing, babi/babi hutan, tikus, lembu, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, dan ayam jago.
Menjelang perayaan tahun baru Imlek ini, sejumlah warga yang berasal dari etnis Tionghoa, serta beberapa rumah ibadah mulai melakukan persiapan menyambut datangnya tahun baru.
Seperti yang dilakukan pengurus Klenteng Kwan Im BIo Kahuripan, di Jalan Pemuda, Kampung Prungpung, RT 01/RW 03, Desa dan Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Baca Juga:
Tahun Baru Imlek Identik dengan Hujan, Ini Kata BMKG
“Saat ini kami sudah lakukan persiapan jelang datangnya tahun baru Imlek. Diantaranya bersih-bersih, persiapan guna sembahyang, ganti lampu lampion dan lainnya,” ungkap Ketua Klenteng, Hung Kwan Lung alias Yuyung.
Dia menjelaskan, perayaan Imlek tahun 2023 ini akan sangat berbeda dengan perayaan serupa di tahun sebelumnya. Apalagi, PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sudah dicabut, sehingga masyarakat akan lebih antusias lagi.
“Biasanya kalau malam jelang Imlek akan banyak umat yang mulai sembahyang di Klenteng, mulai jam 19.00 WIB sembari menunggu jam 00.00 WIB saat waktu pergantian tahun,” katanya.
Sekedar diketahui, Klenteng Kwan Im Bio Kahuripan yang berlokasi, di Jalan Pemuda, Kampung Prungpung RT 01/RW 03, Desa Gunung Sindur, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Di wilayah kecamatan ini, ada sejumlah tempat ibadah dari berbagai agama dan warganya sangat terkenal dengan sikap toleransi serta kerukunan.
“Semoga di tahun yang akan datang, di Indonesia tidak ada lagi bencana alam, lebih aman serta dijauhkan dari segala musibah. Semoga pula semua umat dan warga selalu dalam perlindungan Tuhan,” tukas Yuyung seraya memanjatkan do'a.
Sebagai informasi, peringatan Hari Raya Imlek telah menjadi perayaan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat etnis Tionghoa atas seluruh pencapaian, rezeki, dan segala hal baik yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga memohon rezeki, kesehatan, dan banyak berkah di tahun mendatang, serta menjamu para leluhur.
Sepanjang Hari Raya Imlek berlangsung, banyak sekali tradisi yang dilakukan, mulai dari Sam Sip Pu Am, yaitu satu hari sebelum perayaan Imlek hingga Cap Go Meh yang jatuh pada hari ke-15 atau hari penutupan dalam Hari Raya Imlek.
Biasanya, saat kegiatan Sam Sip Pu Am, masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang kepada dewa atau dewi penjaga rumah dan pelindung, serta para leluhur mereka. Hal ini bertujuan untuk menjamu mereka dan memohon berkah.
Saat sembahyang, masyarakat Tionghoa akan meletakkan meja besar dan kursi di depan pintu rumah. Dan, di atas meja itu akan ada dupa atau hio, lilin merah, kertas tuakim, buah-buahan, ayam rebus, kue, teh, hingga tulisan nama leluhur pada kertas merah. [sdy]