WahanaNews.co | Afrianto Manurung (29) melaporkan dua orang dokter RSUD Amri Tambunan, Deli Serdang, bernama Jekson Lubis dan Dodi Iskandar, ke Polda Sumut pada Jumat (5/8/2022).
Kedua dokter itu dilaporkan atas dugaan lalai dalam menangani operasi istrinya.
Baca Juga:
Keluarga Korban Serangan Prajurit TNI di Deli Serdang Tuntut Keadilan
Istri Afrianto meninggal dunia usai dua pekan menjalani operasi caesar, yakni pada Senin (4/7/2022).
Sebelumnya, sang istri sempat kritis.
Laporan Afrianto itu teregister dengan nomor LP/B/1382/VIII/2022/SPKT/ Polda Sumatera Utara.
Baca Juga:
33 Prajurit TNI Terlibat Penyerangan di Desa Selamat, Panglima Kodam I Sampaikan Rasa Duka Mendalam
Di surat itu, Afrianto melaporkan kedua dokter atas dugaan melanggar UU Nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP Pasal 79 UU No 29 tahun 2004.
Saat dikonfirmasi, Afrianto membenarkan laporan polisi yang dibuatnya.
"Iya benar," kata Afrianto kepada wartawan.
Namun, dia belum mendetailkan soal laporan tersebut.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, saat dikonfirmasi belum memberikan keterangan.
Sebelumnya, curhatan Afrianto yang mengatakan istrinya meninggal pada Senin (4/7/2022) viral di media sosial.
Istrinya sempat mengalami kritis selama 14 hari, pasca operasi caesar.
Padahal, sebelum operasi, kondisi istri terlihat sehat.
Dalam video yang diunggahnya, Afrianto menjelaskan cerita berawal pada Senin (20/6/2022).
“Istri saya operasi caesar, dilakukan bukan karena ada masalah, namun karena sudah waktunya, bayi dikeluarkan. Tidak ada masalah sungsang, tidak ada masalah yang lain, semua dalam keadaan baik-baik saja, begitu juga dengan keadaan istri saya,” ujar Afrianto.
Setelah dilakukan operasi selama 1,5 jam, bayinya selamat.
Namun, setengah jam kemudian, dia dipanggil dokter lantaran kondisi istrinya menurun.
“Dokter mengatakan ke saya. Saya, kan, awam, enggak ngerti, syok pun bagaimana. Dijelaskan bahwa (istri saya) sempat berhenti jantung, berhenti napas, itu posisi karena kena emboli air ketuban,” ujarnya.
“Yang bikin saya bingung lagi, lima hari terakhir istri saya mengalami infeksi, itulah yang mengakibatkan suhu tubuh istri saya sudah di atas 40 derajat,” ujar Afrianto.
Di akhir video, dia kemudian meminta kepada pemerintah dan siapa pun yang memiliki pemahaman medis untuk membantu istrinya kala itu.
“Bantulah saya Pak, bantulah saya Bu, saya enggak, saya enggak tahu apa yang terjadi pada istri saya, semua pelayanan dari rumah sakit sudah maksimal, namun sampai sekarang hasilnya belum maksimal,” ucapnya.
Penjelasan Pihak RS
Terkait keluhan Afrianto, Direktur RSUD Amri Tambunan, Hanif Fahri, sudah angkat bicara.
Dia mengatakan, proses operasi telah dilakukan sesuai mekanisme yang benar.
Awalnya, pasien datang bersama dokter pribadinya yang juga praktik di RSUD Amri Tambunan.
“Artinya dari persalinan hingga operasi memang itu dokternya, bukan misalnya datang ke rumah sakit, terus bukan siapa-siapa, terus dioperasi, enggak juga. Malah dari praktik, dokternya dibawa ke sini,” ujar Hanif, Selasa (6/7/2022).
Alasan dilakukan operasi lantaran pada kelahiran anak pertamanya juga dilakukan operasi.
Jadi, secara medis, disarankan untuk proses persalinan secara caesar untuk persalinan anak kedua.
“Makanya diputuskan operasi, sangat tidak mungkin anak pertama dioperasi, anak kedua tidak dioperasi, itu kansnya 1 banding 1.000,” kata Hanif.
Hanif menjelaskan, bayi lahir selamat dan sehat.
Namun, beberapa jam kemudian, ibunya sudah tidak sadarkan diri.
“Jadi kemungkinan, kalau ditanya dokter, kemungkinan ada keracunan air ketuban atau air ketuban naik, istilah merekalah di kebidanan,” ujar Hanif.
Hanif mengatakan, dalam proses ini, peran dokter sangat penting untuk mengambil keputusan.
“Itu kan situasinya bersalin, dokternya pasti enggak juga kepengin pasiennya meninggal, kan gitu. Jadi antara dua pilihanlah, jadi dengan dipilih untuk operasi, maka dicoba dokternyalah menyelamatkan anaknya,” ungkap Hanif. [gun]