"Saya memandang (barongsai) dari kacamata kebudayaan dan peninggalan leluhur. Ini keren banget. Dan enggak ada salahnya orang Indonesia mengenal ini," ucapnya.
Sebagai warga di Kampung Toleransi Kebon Jeruk, Rafly mengaku bahagia. Kesempatan tinggal di wilayah yang penuh keragaman adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya.
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Bandung Ajak Warga Jadikan Sedekah Sebagai Gaya Hidup Sehari-hari
"Saya jadi punya banyak teman, punya banyak saudara, jadi tahu kalau Indonesia itu kaya banget (suku, ras, dan agama)," cetusnya.
Hal senada juga disampaikan Maman. Warga RW 08 ini juga merupakan seorang muslim. Rumahnya berhadapan dengan Vihara Tanda Bhakti, sehingga ia sering terlibat pula saat sedang hajatan.
Ia mengaku bangga menjadi warga kampung toleransi dan juga menjadi warga Kota Bandung. Sebab, toleransi bagi Maman adalah peninggalan leluhur dengan nilai yang amat tinggi.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Bakal Bangun Jembatan Penghubung Pasir Impun – Sindang Jaya
"Harus terus dijaga ya pastinya. Dan saya juga mengajarkan ini ke anak-anak atau generasi berikutnya," tuturnya.
Sementara itu, Tan Tjong Boe selaku pengurus di Vihara Tanda Bhakti mengaku bangga kawasan Kebon Jeruk ditetapkan sebagai kampung toleransi kelima oleh Pemerintah Kota Bandung.
Boe menilai peresmian kampung toleransi ini sebagai peristiwa sejarah yang luar biasa. Ia juga menyebut toleransi merupakan bentuk kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar.