WahanaNews.co | Banjir rob yang mengepung utara Kota Semarang baru-baru ini dianggap sebagai peristiwa banjir paling parah di kota tersebut.
Pasalnya, kawasan Pelabuhan Tanjung Emas biasanya tak ikut tergenang bila datang banjir rob, tapi kali ini kawasan tersebut terendam air setinggi satu sampai satu setengah meter.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Banjir rob termasuk fenomena yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di pantai Jakarta bagian utara, Semarang, dan Pekalongan. Akibatnya, ini air laut meluap ke daratan, dan menganggu mobilitas masyarakat sekitar.
Apa Itu Banjir Rob?
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Mengutip Sunarto dalam Desmawan dan Sukamdi, banjir rob atau banjir pasang surut air laut merupakan fluktuasi massa air laut yang dipengaruhi gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari.
Banjir rob juga terjadi akibat faktor-faktor eksternal, seperti dorongan air, angin, atau swell (gelombang yang bergerak sangat jauh meninggalkan daerah pembangkitnya), badai di laut, serta pencairan es kutub akibat pemanasan global.
Lebih lanjut, merujuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di situs bpbd.jakarta.go.id, terdapat pula beberapa faktor lain yang memicu terjadinya banjir rob, meliputi:
1. Fenomena iklim global, ditandai dengan adanya peningkatan tempratur rata-rata bumi dari tahun ke tahun.
2. Intensitas hujan tinggi, sehingga aliran saluran dan fungsi tanggul tidak maksimal.
3. Land subsidence, kejadian naiknya muka laut dan penurunan muka tanah.
4. Adanya pengaruh tinggi atau rendahnya pasang surut air laut akibat gaya gravitasi.
5. Faktor-faktor atau eksternal force banjir rob, seperti dorongan air, angin atau swell (gelombang yang terjadi dari jarak jauh). Dan akibat badai atau fenomena alam yang kerap terjadi di laut. [qnt]