WahanaNews.co | Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, selesai
menjalani pemeriksaan di Mapolda Jawa Barat, Rabu (16/12/2020).
Emil, sapaannya, diperiksa terkait kasus kerumunan di Megamendung, Kabupaten Bogor, yang dihadiri Rizieq Shihab.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
Pemeriksaan tersebut berlangsung
selama satu jam setengah.
Emil mengatakan, pemeriksaan ini hanya penyempurnaan, karena
semua pertanyaan mayoritas sudah ditanyakan dan diberi keterangan saat di
Bareskrim Mabes Polri.
Namun, Emil menyampaikan, awal mula kekisruhan dimulai ketika Menko Polhukam, Mahfud MD, menyampaikan komentar yang mengizinkan orang untuk menjemput Rizieq Shihab di Bandara Soekarno
Hatta, Tangerang, Banten, 10 November 2020 lalu.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
Pernyataan Menkopolhukam terkait izin,
kata Emil, menjadi multitafsir. Sehingga, menimbulkan ribuan orang hadir
menjemput Rizieq Shihab dengan antusias.
"Saya beropini secara pribadi
terhadap rentetan acara hari ini. Pertama, menurut saya, semua kekisruhan yang berlarut-larut
ini dimulai sejak adanya statement
dari Pak Mahfud, di mana penjemputan HRS ini
diizinkan,"ujar Emil kepada wartawan.
"Di situlah menjadi tafsir dari ribuan
orang yang datang ke bandara, selama tertib dan damai boleh, sehingga terjadi kerumunan yang luar biasa. Nah, sehingga ada
tafsir, ini seolah-olah diskresi dari Pak Mahfud kepada PSBB di Jakarta,
di Jabar, dan lain sebagainya," tambahnya.
Maka dari itu, Emil meminta Menko Polhukam untuk bertanggung jawab dan memberikan klarifikasi terkait
kerumunan di Bandara Soekarno Hatta. Dan, jangan hanya dibebankan kepada
kepala daerah.
"Dalam Islam, adil itu adalah
menempatkan semua sesuatu sesuai dengan tempatnya. Jadi, beliau juga harus bertanggung jawab, tak hanya kami-kami, kepala daerah, yang
dimintai klarifikasi ya. Jadi, semua punya peran yang perlu diklarifikasi,"ucapnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam, Mahfud MD, sempat
mempersilakan para massa pendukung dan simpatisan untuk menjemput dan menyambut
kepulangan Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11/2020) lalu.
"Silakan jemput, tapi tertib,
rukun, dan damai, seperti yang selama ini dianjurkan
oleh Habib Rizieq. Oleh sebab itu, kalau mereka yang membuat ribut, membuat
rusuh, kita anggap bukan pengikutnya Habib Rizieq. Kalau pengikutnya Habib
Rizieq pasti yang baik-baik, pasti revolusi akhlak," ujar Mahfud, Senin (9/11/2020) lalu. [qnt]