Menurutnya, gas yang tersebar itu sangat
berbahaya, tak hanya bagi manusia, tapi juga makhluk hidup lainnya.
"Tanaman di sekitar rumah, yang jaraknya
sekitar dua kilometer dari pabrik, langsung gosong dan mati," katanya.
Baca Juga:
Kasus Penganiayaan Rombongan Kiai NU, Polres Kerawang Gelar Rekonstruksi
Meskipun demikian, masih saja ada warga yang
memilih tinggal di rumahnya masing-masing.
Sehingga, petugas harus memaksa mereka keluar
untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Karawang
menyalahkan pihak perusahaan yang tidak memiliki mitigasi bencana seperti
kebocoran gas kali ini.
Baca Juga:
Pembina ReJO Pro Gibran Pimpin Doa Keselamatan Bangsa di Karawang
Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh,
menginginkan solusi jangka panjang bagi warga di sekitar pabrik tersebut.
Ia pun meminta pihak perusahaan bertanggung
jawab.
"Harus ada mitigasi masalah kebocoran
(gas). Kami tidak ingin ini terjadi kembali," ujar Aep, saat mengunjungi
korban di Kantor Desa Kutamekar.