WahanaNews.co | Gelaran misa Natal di Gereja Katolik Katedral Denpasar, Bali, digelar dengan ketatnya protokol kesehatan.
Tim Satgas Covid-19,
hingga personel aparat, akan ikut memastikan tidak terjadi
penyebaran virus Corona di perayaan
ini.
Baca Juga:
PT PLN Klaim Berhasil Amankan Sistem Kelistrikan saat Natal dan Malam Pergantian Tahun 2025
Diungkapkan oleh Ketua Satgas Paroki
Roh Kudus Katedral Denpasar, Vitalis Alexander, misa natal pada hari ini, Kamis (24/12/20), digelar
tiga kali.
"Misa dilakukan pada pukul empat
sore, tujuh, dan sepuluh malam," ungkapnya, saat
diwawancarai.
Sementara keesokan harinya, Jumat
(25/12/20), misa digelar lima kali, mulai dari jam 06.30, 09.30, 15.00, 18.00, dan 21.00 WITA.
Baca Juga:
PT PLN Klaim Berhasil Amankan Sistem Kelistrikan saat Natal dan Malam Pergantian Tahun 2025
"Misa ini juga dilaksanakan
secara online, dan untuk pengunjung gereja maksimal 500 orang," ujarnya.
Ia menerangkan, terdapat tim yang akan
berjaga di tiga titik kedatang jemaat, yang mengarahkan ke tempat pengecekan
suhu dan cuci tangan, sebelum memasuki dalam
katedral.
"Tidak ada pendaftaran melalui online. Hanya saja, jika kuota sudah maksimal (500 orang), kami tidak perbolehkan untuk masuk," katanya.
Di dalam ruangan, jemaah akan duduk
berjarak. Dalam bangku yang biasanya bisa diduduki hingga 10 orang, kini diberi
tanda jaga jarak, dan diduduki maksimal tiga orang.
Selain itu, untuk menghindari adanya
kerumunan, pihak Dewan Pastoral Paroki (DPP) Roh Kudus Gereja Katolik Katedral
Denpasar memutuskan untuk tidak memasang Kandang dan Pohon Natal, dua ikon yang
identik dengan perayaan Natal.
"Untuk tahun ini, tidak ada Kandang dan Pohon Natal di area dalam Gereja, untuk
menghindari kerumunan umat foto-foto," ungkapnya.
Bahkan, prosesi-prosesi ibadat yang
mengandung unsur kerumunan juga bakal ditiadakan.
"Perarakan juga tidak ada. Selain
itu, rekoleksi dan Sakramen Tobat pribadi juga ditiadakan," ucapnya.
Umat yang boleh hadir ke gereja saat
Misa Natal, kata Alex, yaitu umat yang dalam keadaan sehat,
tidak memiliki penyakit bawaan atau yang rentan dengan penyakit tertentu.
"Yang diizinkan datang ke gereja
juga anak-anak yang sudah menerima komuni pertama dan untuk dewasa sampai batas
usia 65 tahun, bagi ibu hamil dimohon untuk tetap berada di rumah,"
jelasnya.
Sementara itu, Pastur Paroki, Romo
Herman Yoseph Babey, mengutarakan, perayaan Natal di tengah
pandemi Covid-19 menjadi saat betul-betul bersuka cita besama keluarga.
"Seluruh umat yang merayakan Natal, jika bisa ke gereja, mari datang. Jika tidak, beribadah di rumah
saja," ungkapnya. [dhn]