WAHANANEWS.CO, Medan - Korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara, bertambah menjadi 86 orang. Sementara itu, 99 orang masih dinyatakan hilang dan 508 lainnya mengalami luka-luka.
"Sebanyak 86 orang meninggal akibat banjir bandang dan longsor, 99 orang lainnya masih belum ditemukan, 508 mengalami luka luka. Sementara itu, 7.382 orang mengungsi dan 296.454 orang terdampak," kata Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga:
Bantuan Tak Kunjung Tiba, Warga Jarah Supermarket dan Gudang Bulog Sibolga
Menurut Masinton, kondisi wilayah Tapteng masih memprihatinkan usai dilanda banjir bandang dan longsor. Hingga kini aliran listrik dan akses internet belum kembali pulih, membuat aktivitas warga dan proses penyaluran bantuan terhambat.
"Hingga hari kedelapan bencana, listrik PLN masih padam dan akses internet belum tersambung. Komunikasi hanya mengandalkan jaringan darurat seperti Starlink, itupun terbatas," jelasnya.
Masinton menyebutkan selain listrik dan internet yang belum pulih, pasokan BBM dan gas elpiji masih terbatas. Sementara jaringan air bersih PDAM belum dapat beroperasi normal. Kebutuhan air minum saat ini dipenuhi melalui pengiriman truk tangki.
Baca Juga:
Derita Warga Tapteng: Kegelapan, Terisolasi, Hingga Bayang-bayang Kelaparan
"Warga sangat membutuhkan bantuan makanan, pakaian, air minum. Sejumlah wilayah yang sebelumnya terisolasi baru mulai dijangkau bantuan, sebagian bahkan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki," jelasnya.
Bahkan akses masuk ke Tapanuli Tengah juga belum sepenuhnya terbuka. Jalur darat, tambah Masinton, hanya bisa ditempuh melalui rute memutar yakni Sidikalang - Subulussalam - Aceh Singkil - Manduamas.
"Seluruh elemen pemerintahan dari tingkat Pusat, Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah beserta TNI, Polri, BNPB, Basarnas, relawan bahu membahu bekerja membantu warga Tapanuli Tengah," paparnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]