WAHANANEWS.CO, Majalengka -Objek wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka tampak sepi dari kunjungan wisatawan pada Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 H, yang jatuh pada 31 Maret 2025.
Namun, situasi berubah mulai 1 hingga 2 April 2025, ketika jumlah pengunjung mengalami lonjakan signifikan.
Baca Juga:
H+3 Lebaran, 500 Ribu Wisatawan Padati Pantai-Pantai Favorit di Banten
Hal ini disampaikan oleh Mulyadi, pengelola wisata, dikutip dari rri.co.id pada Jumat (4/4/2025).
Ia menyebutkan bahwa jumlah pengunjung pada H+1 dan H+2 Lebaran mencapai 5.702 orang, meningkat lebih dari seribu orang dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Pada tanggal 1 dan 2 April 2025 ini terjadi lonjakan pengunjung yang cukup signifikan," ujarnya.
Baca Juga:
Pantai Mertasari, Destinasi Favorit Wisata Lebaran di Tengah Kota Denpasar
Mulyadi menjelaskan bahwa Terasering Panyaweuyan menawarkan panorama alam yang memukau dengan latar kebun bawang merah.
Menyambut libur Lebaran, pihak pengelola telah menyiapkan berbagai fasilitas, terutama akses jalan dan area parkir.
Mengingat kawasan ini berada di daerah pegunungan, intensitas hujan yang tinggi kerap menyebabkan saluran air meluap dan merusak jalan.
Sebagai langkah antisipatif, pengelola menambal jalan berlubang dan melakukan penataan lingkungan dengan membersihkan rumput serta sampah yang terbawa air hujan.
"Kami sudah menghimbau jauh-jauh hari melalui media sosial dan juga dengan memasang spanduk di lokasi. Karena jalurnya menanjak saat datang dan menurun saat pulang, kami imbau pengunjung memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima, terutama sistem pengereman," jelasnya.
Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan layanan pemeriksaan kendaraan dan pos istirahat agar pengunjung dapat berhenti sejenak untuk mendinginkan mesin kendaraan mereka.
Di sisi lain, Mulyadi juga menekankan bahwa seluruh lahan Terasering Panyaweuyan merupakan milik warga setempat.
Keterbatasan ruang dan akses jalan yang sempit membuat tempat ini belum memiliki restoran atau rumah makan besar.
Fasilitas kuliner yang tersedia hanyalah warung-warung sederhana dan sebuah kedai kopi yang menghadap langsung ke hamparan kebun bawang merah.
"Yang ada hanya warung-warung alami, karena memang kondisi lahannya terbatas," tutupnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]