WahanaNews.co | Sejumlah makam keluarga Raja Gowa ke-16, Sultan Hasanuddin, di Kompleks Pemakaman Kassibumbung yang berada di Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, terancam lenyap tergerus abrasi pantai.
Dalam kompleks pemakaman tersebut terdapat makam Ibu Sultan Hasanuddin, Sa'be Lo'mo Takuntu; Istri Sultan Hasanuddin, Ipate Daeng Nisali; saudara laki-laki Ibu Sultan Hasanuddin, Garese Daeng Menyambean; saudara perempuan dari Ibu Sultan Hasanuddin, Yanisi Daeng Tarimang; dan kakek kandung laki-Laki Sultan Hasanuddin sekaligus Karaeng ke-4 Punaga, I Bobang Daeng Limpo.
Baca Juga:
Atasi Abrasi Di Bibir Pantai Danramil 11/TP Bersama Personil Tanam Manggrove
Lokasi kompleks makam keluarga Raja Gowa, Sultan Hasanuddin, hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai.
Kondisi makam tersebut saat ini sangat memprihatinkan dan terancam akan hilang.
"Jadi, di makam itu ada makam Ibunda Sultan Hasanuddin, termasuk istri, kakek, nenek, serta tante dan pamannya. Semuanya dimakamkan di sini, dan akibat abrasi terancam hilang," kata Kepala Desa Punaga, M Syarifuddin Sore, Jumat (23/9/2022).
Baca Juga:
Peneliti Belanda Akui Kualitas Bibit Rumput Laut Takalar Sulsel Bagus
Akibat abrasi pantai yang terjadi itu, kata Syarifuddin, berdampak pada dua dusun yang berada di Desa Punaga, yakni Dusun Punaga dan Dusun Malelaya.
"Jarak dari dua dusun akibat abrasi itu sepanjang kurang lebih empat kilometer dan sejumlah fasilitas umum seperti jalan nyaris putus," ujarnya.
Pemakaman umum yang berada di Desa Punaga, Kecamatan Manggarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, rusak parah akibat dampak abrasi pantai.
Dampak abrasi tersebut, puluhan makam warga hilang dan sejumlah tulang-belulang manusia berserakan di bibir pantai.
"Banyak tulang belulang manusia kita temui di bibir pantai ini. Tulang itu berserakan. Hal ini karena sudah banyak makam atau kuburan yang hilang akibat dampak abrasi," kata Syarifuddin Sore.
Kondisi ini, kata Syarifuddin, sangat memprihatinkan.
Karena, sebelumnya, kondisinya daratan itu masih jauh keluar.
Namun, saat ini, bibir pantai sudah semakin dekat.
"Kalau kita lihat dulu daratan masih jauh ke luar, tapi sejak diterjang abrasi pantai, sudah ada 40 meter daratan di bibir pantai ini hilang," jelasnya.
Syarifuddin berharap agar pemerintah daerah dan provinsi hingga pusat bisa segara turun tangan membantu warga agar abrasi pantai tersebut tidak berdampak lebih parah lagi.
"Kita harapkan pemerintah bisa membuat bangunan tanggul penahan ombak agar abrasi pantai ini tidak berdampak parah," katanya. [gun]