WahanaNews.co | Bencana banjir lahar dingin dari Gunung Semeru melanda desa-desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).
Dilaporkan beberapa jembatan penghubung desa putus akibat banjir lahar dingin.
Baca Juga:
Gubernur Sumbar: Pemerintahan Tidak Anti-Kritik, Siap Berkolaborasi untuk Pembangunan
Bencana tersebut juga berimbas pada penutupan sejumlah jalan.
Sementara hingga kini ratusan warga yang terdampak bencana banjir lahar dingin di Gunung Semeru tengah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Para pengungsi tersebut diketahui terdiri dari lansia dan anak-anak.
Baca Juga:
PT Semen Padang Salurkan Bantuan Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
Selain itu, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto, mengatakan pihaknya mencatat bahwa pada periode pengamatan Jumat (7/7/2023) pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan empat kali gempa getaran banjir.
"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," kata Liswanto dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, seperti dilansir Antara, Sabtu (8/7/2023).
Laporan terakhir menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3.
Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Lantas apa yang dimaksud dengan bencana banjir lahar dingin seperti yang diakibatkan dari aktivitas Gunung Semeru hingga berdampak pada warga di Lumajang, Jawa Timur? Simak penjelasan selengkapnya tentang bencana banjir lahar dingin berikut ini:
Pengertian Bencana Banjir Lahar Dingin
Apa itu banjir lahar dingin? Mengutip dari situs resmi Perpustakaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir lahar dingin adalah banjir besar bersama material vulkanik. Lampor merupakan dampak logis jika Merapi setelah meletus kemungkinan besar akan ada banjir ketika musim hujan.
Apa itu lahar dingin?
Menurut buku berjudul "Liangan: Mozaik Peradaban Mataram Kuno di Lereng Sindoro" oleh Anggota IKAPI Yogyakarta yang dilansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), lahar dingin adalah aliran air (air hujan) yang bercampur rombakan tefra atau material vulkanik yang masih lepas-lepas, berasal dari bagian atas tubuh gunung berapi, mengalir dengan kecepatan dan densitas yang tinggi sehingga mampu melanda dan membawa serta bongkah batu berdiameter sampai 2 meter.
Suhu lahar adalah sama dengan suhu di sekitarnya, endapannya adalah breksi lahar dengan fragmen yang sudah subrounded.
Dampak Bencana Banjir Lahar Dingin
Menghimpun dari data yang diperoleh detikcom, berikut beberapa dampak kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir lahar dingin:
Rusaknya perumahan warga, ladang, sawah, peternakan hingga jembatan karena kecepatan aliran lahar yang sangat cepat yang juga membawa bongkahan batu besar maka dengan mudahnya bisa menghancurkan.
Rumah dan bangunan lainnya terendam lumpur karena volume air yang begitu banyak bagaikan air bah yang menerjang.
Infrastruktur bahkan telekomunikasi juga bisa rusak karena kerasnya terjangan arus lahar dingin yang sangat besar dan kuat.
Perekonomian pun terhenti, jalanan terputus, warga tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.[eta]