Sementara, rencana jangka panjang berupa rumusan kebijakan dan pemulihan lingkungan. Menurut lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI 2013 ini, terjadi kerusakan lingkungan dalam satu dekade terakhir di Kabupaten Sintang.
Penurunan daya dukung lingkungan inilah yang memicu terjadinya banjir. Saat Kabupaten Sintang diguyur hujan dengan intensitas tinggi, lingkungan telah beralih fungsi sehingga tidak bisa menyerap air.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
"Kami memohon kerja sama merumuskan dan melaksanakan segala upaya untuk mencegah agar banjir seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," katanya.
Selain pemerintah daerah, Suharyanto meminta dukungan pihak lain untuk menyiapkan atau melaksanakan rencana jangka panjang dalam menanggulangi bencana. Seperti komunitas, akademisi, dunia usaha, media massa, hingga masyarakat.
"Kita perlu sinergi dan kolaborasi pentaheliks untuk perbaikan lingkungan secara komprehensif," ucap dia.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Di tengah maraknya bencana alam, Suharyanto mengingatkan pemerintah daerah untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19. Terlebih, Indonesia akan memasuki libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Protokol kesehatan tetap harus diperhatikan agar tidak terjadi kenaikan kasus," katanya. 2013 ini, terjadi kerusakan lingkungan dalam satu dekade terakhir di Kabupaten Sintang.
Penurunan daya dukung lingkungan inilah yang memicu terjadinya banjir. Saat Kabupaten Sintang diguyur hujan dengan intensitas tinggi, lingkungan telah beralih fungsi sehingga tidak bisa menyerap air.