WAHANANEWS.CO - Natal dan Tahun Baru kian dekat, tetapi etalase parsel yang cantik di Cikini justru sepi lirikan, menandai lesunya daya beli jelang puncak perayaan.
Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal menghitung hari, namun sejumlah pedagang parsel di pusat penjualan Parcel Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, mengeluhkan penjualan bingkisan yang stagnan bahkan menurun dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga:
Bupati dan Wakil Bupati Sumedang Pantau Harga Bahan Pokok dan Kondisi Pasar Inpres
Deretan hantaran yang dihias rapi masih berjajar di kios-kios, sementara arus pembeli terlihat jauh lebih lengang dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Seorang pedagang parsel bernama Sri mengatakan penjualan tahun ini terasa lebih sepi, padahal jarak menuju perayaan Natal dan Tahun Baru sudah sangat dekat.
“Lebih rame tahun lalu, biasanya tanggal segini sudah mulai ramai pesanan, tetapi sekarang justru sepi,” ujar Sri saat ditemui di Pusat Penjualan Parcel Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025).
Baca Juga:
Siagakan 52 Personel, PLN UP3 Nias Pastikan Pasokan Listrik Aman selama Nataru
Sri menyebut dalam sebulan terakhir menjelang Nataru, jumlah parsel yang terjual hanya sekitar 200 hingga 300 paket dan angka tersebut menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk menekan risiko kerugian, Sri menyesuaikan tema parsel dengan selera serta anggaran konsumen, mulai dari parsel makanan hingga parsel berisi barang pecah belah.
“Sekarang mah lebih disesuakan ke selera dan budget dari konsumen aja, pengennya gimana, untuk parsel makanan mulai dari harga Rp300 ribu sampai Rp400 ribu, untuk parsel pecah belah bisa mulai dari harga di bawah Rp1 juta,” jelasnya.
Sri menduga penurunan penjualan dipicu oleh berdekatannya momen Nataru dengan perayaan Imlek dan Idulfitri yang membuat konsumen menahan belanja.
“Iya, sekarang lebih sepi karena masih ada Imlek dan lebaran nanti kan,” katanya.
Hal serupa diakui Asep, karyawan kios parsel lainnya, yang menyebut penjualan bingkisan cenderung lebih ramai menjelang Idulfitri dibandingkan Nataru.
“Biasanya memang lebih ramai pesanan parsel saat Lebaran, karena kan masyarakat lebih umum gitu buat ngasihnya,” ujar Asep.
Menurut Asep, pada momen Nataru pesanan parsel umumnya datang dari pelanggan lama, baik perusahaan maupun perorangan.
“Untuk Natal saya biasanya banyak ngerjain yang sudah langganan, dari kantor atau ya seorangan gitu, sih,” tambahnya.
Dari sisi pembeli, Kristi mengaku lebih selektif dalam membeli parsel dengan menyusun daftar anggaran, jumlah bingkisan, serta penerimanya karena Nataru berdekatan dengan Idulfitri.
Ia menyiasati pengeluaran dengan memberikan parsel Nataru hanya kepada mereka yang merayakan Natal agar tetap bisa mengirim bingkisan Lebaran kepada kerabat dan teman muslim saat Idulfitri.
“Jadi nanti untuk orang-orang yang lebaran nanti saya bisa kasih juga gitu, sih,” pungkas Kristi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]