WahanaNews.co | Selama pandemi Covid-19, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengandalkan sektor kelautan dan perikanan. Stabilitas di sektor ini mampu dijaga sehingga membantu keuangan daerah yang berpengaruh terhadap kesejahteraan warga.
Pandemi Covid-19 membuat perekonomian masyarakat terpuruk. Di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat pertumbuhan ekonomi sempat berada di angka negatif yakni minus 0,05%.
Baca Juga:
Duh, Manusia Bantai 80 Juta Ikan Hiu Setiap Tahunnya!
Bupati Pangandaran Jeje Wiranata menyebut turunnya perekonomian di wilayahnya karena terpuruknya sektor pariwisata yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi wilayah ini.
Dari data Badan Pusat Statistik pada 2020, sektor kelautan dan perikanan di Pangandaran mampu menghasilkan 146.000 ton atau setara Rp 3 miliar.
“Kita punya keunggulan di sektor kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan. Sektor perikanan tidak terpengaruh. Alhamdulillah,” kata Jeje Wiranata.
Baca Juga:
PLN NTB Hadirkan SPLiKS pertama di Pelabuhan Sape
“Pertanian dalam satu tahun surplus padi 16.000 ton. Ini bisa dibaca dari laporan BPS (Badan Pusat Statistik). Perekonomian di Pangandaran hanya minus 0,05% karena terbantu oleh sektor kelautan dan perikanan juga pertanian.” imbuhnya.
“Kenapa pertumbuhannya negatif karena pariwisatanya mati. Saya yakin semester ini atau tahun ini sudah surplus. Waktu normal itu (pertumbuhan ekonomi) mendekati 7%. Mungkin sekarang di angka 5 atau 5,5%. Saya kira kebangkitan ekonomi akan terjadi di Pangandaran,” kata Jeje lagi.
Stabilnya sektor kelautan dan perikanan tak luput dari aktivitas nelayan di Pangandaran. Nelayan di sekitar perairan Pangandaran menyatakan jumlah tangkapan ikan cukup lumayan.
Hasil tangkapan nelayan kebanyakan diolah menjadi makanan yang dipasarkan di sekitar Pangandaran. Ikan tangkapan seperti cumi, udang, teri, hingga kepiting, digoreng kering untuk dijual ke pengunjung. Menurut para nelayan, mulai dibukanya kembali pariwisata di daerah tersebut akan sangat menolong mereka. [qnt]