WahanaNews.co | PT PLN (Persero) melaksanakan penugasan pemerintah dalam Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 1.904 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Maluku.
Program BPBL ini merupakan sinergi antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), DPR RI, PLN dan Pemerintah Daerah sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan dari target 80.000 rumah tangga se-Indonesia, Kementerian ESDM telah merencanakan sebanyak 1.904 rumah tangga di Maluku, di mana 538 rumah tangga calon penerima BPBL berada di Kabupaten Kepulauan Aru.
Wanhar menjelaskan, selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat.
“Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga,” ujarnya dalam acara peresmian Program BPBL di Desa Siwalima, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, beberapa hari lalu.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Mercy Chriesty Barends mengatakan masalah kelistrikan di Kepulauan Aru harus diselesaikan dengan tuntas, dan untuk meningkatkan elektrifikasi se-Indonesia.
Komisi VII bersama dengan ESDM dan PLN disebutnya berkomitmen mengurus listrik se-Maluku.
“Mudah-mudahan upaya yang kita lakukan bisa mempercepat kelistrikan, kita tidak ingin masyarakat kita tertinggal dalam kegelapan. Jadi bagi semua pemangku kepentingan, dengan program BPBL ini kita dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan listrik ada maka masyarakat kecil bisa mengembangkan ekonomi produktif, home industry karena listrik sudah menyala,” jelas Mercy.
Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga menjelaskan bahwa kelistrikan atau penerangan merupakan masalah yang belum teratasi secara penuh di negara Indonesia terutama di wilayah Kepulauan Aru.
“Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah pun merencanakan dan membuat berbagai program, untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya melalui Kementerian ESDM yaitu melalui program BPBL kepada warga miskin, dan ini juga merupakan prakarsa dari Ibu Mercy,” jelas Johan.
Di sisi lain, Executive Vice President Operasi Distribusi Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Indradi Setiawan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM dan Komisi VII yang telah memberikan penugasan kepada PLN untuk melaksanakan program BPBL.
“Kami ucapkan selamat, mudah-mudahan program ini banyak memberikan manfaat, memberikan keberkahan, serta dapat dimanfaatkan dengan baik. Kiranya dengan program BPBL ini juga dapat membantu mengembangkan pendidikan keluarga maupun ekonomi keluarga,” ungkap Indradi.
Tiga warga penerima BPBL di Kepulauan Aru yakni Elisabeth Karatem (33), Sepnat Siarukin (39), dan Yakop Siarukin (44) mengaku senang mendapatkan bantuan instalasi listrik gratis ini.
“Beta (saya) merasa senang, lewat bantuan pemerintah lampu bisa menyala,” ujar Elisabeth, Ibu anak empat yang sebelumnya memperoleh listrik dari menyalur dari tetangganya.
Senada, Sepnat yang bekerja sebagai buruh bagasi pelabuhan yang juga menyalur listrik dari rumah tetangganya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan Bu Mercy.
“Beta merasa senang, selama ini beta tidak dapat listrik, terima kasih sudah bantu kita sebagai masyarakat kecil,” ujar Sepnat.
Yakop juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan PLN atas bantuan yang diberikan. “Saya senang sekali, lampu sudah menyala, karena selama ini saya memakai pelita,” kata Yakop. [Tio]