WahanaNews.co | PT Adaro Energy menunda pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang yang semula di awal 2022 menjadi pada akhir tahun ini.
Penundaan operasional PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) ini lantaran kondisi kelebihan pasokan listrik yang dialami PLN.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengaku pihaknnya sudah berkomunikasi dengan pihak PLN agar operasional PLTU Batang ditunda hingga akhir tahun ini.
“Karena kalau segera on stream bisa membebani PLN juga,” ujarnya kepada media, Senin (18/4/2022).
Pria yang akrab disapa Boy itu berharap, dengan pulihnya perekonomian Indonesia usai meredanya Pandemi Covid-19, konsumsi listrik mengalami kenaikan sehingga permintaan suplai listrik bertambah.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Dengan begitu, suplai listrik dari PLTU Batang bisa segera dialirkan.
“Dengan pulihnya ekonomi kelebihan suplai listrik PLN bisa terserap dan diakhir tahun jika PLTU Batang bisa beroperasi, maka tidak memberatkan PLN,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Adaro Energy Indonesia menargetkan PLTU Batang di Jawa Tengah dapat beroperasi pada awal 2022.
Adapun, pembangunan dari pembangkit listrik tersebut telah mencapai lebih dari 94%.
Chief Financial Officer (CFO) Adaro Energy Lie Luckman menjelaskan perusahaan saat ini tengah mengebut penyelesaian pembangunan pembangkit listrik berkapasitas total 2.ooo MW atau 2 gigawatt (GW) ini.
Sehingga diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada awal 2022.
"Kemajuannya sudah 94% lebih. Memang untuk proyek sebesar ini banyak hal hal yang perlu kita kejar dan kita perbaiki di sana," kata Lie pada kesempatan yang sama.
Sementara itu, perusahaan menargetkan pasokan batu bara untuk pembangkit tersebut dapat dimulai pada akhir tahun ini.
Setidaknya perusahaan akan memasok 5 hingga 7 juta ton batu bara per tahunnya.
"Pasokan batu bara mulai akhir tahun ini, operasi di awal tahun depan," katanya.
Adapun proyek ini dikerjakan oleh PT Bhimasena Power (BPI).
BPI merupakan badan usaha patungan dari perusahaan asal Jepang yaitu Electric Power Development Co Ltd (J-Power) dan Itochu Corporation, serta anak usaha Adaro, PT Adaro Power. Nilai investasi PLTU Batang mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 60 triliun. [gun]