WahanaNews.co | PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menemukan penyebab terganggunya listrik di Pulau Madura.
PLN menyebut gangguan terjadi pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV di Ujung-Bangkalan, Jawa Timur.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Diketahui, Pulau Madura sejak Sabtu (26/2) mengalami gangguan listrik.
Manager PLN UP3 Pamekasan M Farqi Faris mengatakan SKTT Ujung-Bangkalan diperkirakan menjadi biang kerok terhambatnya aliran listrik ke Madura setelah timnya melakukan uji coba dengan teknologi Fault Locator.
Lebih lanjut, Farqi mengatakan joint box (JB) 3 hingga JB5 dalam tahap pembongkaran. Sementara, JB6 sampai JB13 sudah dilakukan pengujian dan hasilnya aman.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Saat ini, proses pembongkaran jalan tempat titik sambung dari kabel SKTT yang berada di JB5 tepat di depan pintu masuk Jembatan Suramadu sudah dilakukan. JB 5 sudah bisa kami lihat, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk kemudian dapat ditentukan langkah perbaikan yang harus ditempuh, sehingga pengerjaan dapat lebih cepat dilakukan," kata Farqi dalam keterangan resmi, Jumat (4/3).
Sebelumnya, Sabtu (26/2), PLN kehilangan beban listrik hingga 73,35 Megawatt setelah penghantar tegangan tinggi di Ujung-Bakalan mengalami kerusakan.
Saat ini PLN terus membagikan lampu darurat atau emergency lamp kepada masyarakat seperti pondok pesantren, masjid, puskesmas, dan fasilitas pelayanan publik lainnya. Lampu tersebut telah dibagikan sebanyak 4.950 buah dan dapat digunakan sebagai pencahayaan sementara sembari menunggu aliran listrik kembali berjalan normal.
General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran mengatakan pemadaman terjadi akibat gangguan sistem ketenagalistrikan di jalur transmisi 150 kV yang berlokasi di Jembatan Suramadu.
"Gangguan tersebut menyebabkan kehilangan beban sebesar 73,35 Megawatt," kata Lasiran, Senin (28/2).
Ia mengungkapkan setidaknya terjadi pemadaman bergilir dengan rata-rata waktu hingga 3 jam di sebagian wilayah Madura.
"Mohon maaf sekali atas ketidaknyamanannya," ujarnya. [bay]