Untuk membuat tanah menjadi licin, anak-anak menyiramkan cairan dari jeriken yang ternyata berisi hand sanitizer kadaluarsa.
“Jadi anak-anak itu sebenarnya sedang bermain, menggunakan cairan hand sanitizer yang sudah kadaluarsa, di labelnya tertulis (mengandung kadar alkohol),” katanya.
Baca Juga:
Kawal Unjuk Rasa di Gedung DPR, 1.145 Personel Disiagakan
Cairan dari jeriken tersebut tumpah dan mengenai tubuh korban. Nahasnya, api dari sisa pembakaran rumput menyambar cairan di tubuh korban, sehingga menyebabkan luka bakar serius.
Hendra juga menyebutkan bahwa cairan tersebut diperoleh dari sebuah rumah kosong yang menyerupai gudang.
“Rumah tersebut persis (seperti) gudang yang menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai, baik lipstik, bedak dan lainnya, yang kelihatannya sudah kadaluarsa. Di situ juga saya mencium bau hand sanitizer dan menemukan ada jeriken pecah,” ungkapnya.
Baca Juga:
Puslitbang Polri Evaluasi Kendaraan Operasional untuk Perkuat Tugas Samapta dan Binmas di Polda Jambi
Ia menyayangkan adanya informasi di media sosial yang menuding telah terjadi kekerasan atau perundungan oleh anak-anak terhadap korban.
“Di media sosial itu kan disebutkan ada penyiraman, lalu kekerasan, pembullyan dari anak-anak sini kepada korban. Padahal itu semua tidak benar,” tegas Hendra.
Ketua RT 001 RW 001 Taman Hasna, Tohari, turut menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai kejadian ini murni karena ketidaktahuan anak-anak mengenai bahaya cairan berbasis alkohol yang mudah terbakar.