WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebanyak 10 persen pompa stasioner pengendalian banjir di Jakarta Barat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh sampah, terutama celana jins.
Sampah ini sering kali terjebak dan melilit pada impeller atau baling-baling pompa, merusak bagian tersebut.
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Barat, Purwanti Suryandari, menyatakan bahwa sampah seperti celana jins, ban, atau tali sering tersangkut di partitur utama pompa, yang menghambat kinerja pompa dalam mengatasi banjir.
"Sampah itu sering kali melilit komponen dalam pompa dan menyebabkan kerusakan pada impeller," ujarnya, mengutip Antara, Rabu (6/11/2024).
Ketika hujan deras terjadi, aliran air membawa banyak sampah ke aliran kali, yang kemudian menyumbat pompa dan menurunkan efektivitasnya dalam mengalirkan air ke sistem drainase yang lebih besar.
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Purwanti juga mengungkapkan bahwa setiap tahunnya sekitar 10 persen pompa stasioner harus diperbaiki akibat masalah sampah ini.
Beberapa pompa di wilayah seperti Rawa Buaya dan Perumnas, Cengkareng, dilaporkan rusak akibat sampah celana jins atau ban sejak Januari 2024.
Namun, Sudin SDA Jakbar segera melakukan perbaikan untuk memastikan pompa tetap berfungsi.
Petugas Mekanikal dan Elektrikal Bengkel (PMEB) selalu siap menangani kerusakan pompa, bahkan jika perlu, mereka mengangkat pompa yang tersumbat dan membersihkannya secara menyeluruh.
Sudin SDA Jakarta Barat menyiagakan 148 pompa stasioner, 70 pompa bergerak, dan 50 pompa apung untuk mengantisipasi banjir.
Pompa stasioner ditempatkan di lokasi tetap dan berfungsi mengalirkan air ke sistem drainase lebih besar, sementara pompa bergerak diturunkan sesuai kebutuhan di area yang tergenang, dan pompa apung digunakan untuk mengatasi genangan di jalan kecil atau pemukiman sempit.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]