WahanaNews.co, Medan - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terdeteksinya 27 titik panas atau hotspot di Sumatera Utara melalui pemantauan sensor modis dari Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20.
Prakirawan Cuaca Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Putri Diana Tarigan, menyebutkan bahwa pada Kamis, titik-titik panas tersebut terdeteksi di beberapa daerah: 4 titik di Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan; 1 titik di Kecamatan Aeknatas, Labuhanbatu Utara; dan 4 titik di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Titik panas lainnya terpantau di Kecamatan Lahusa, Nias Selatan (1 titik); Kecamatan Alasa, Nias Utara (1 titik); Kecamatan Pagindar, Pakpak Bharat (2 titik); Kecamatan Purba dan Raya, Kabupaten Serdang Bedagai (2 titik); Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan (1 titik); Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah (1 titik); Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara (3 titik); Kecamatan Nassau, Toba (3 titik); serta Kecamatan Tanah Pinem dan Siempatnempu, Kabupaten Dairi (4 titik).
Tarigan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, terutama mengingat cuaca panas yang terjadi saat ini meski sesekali turun hujan. Informasi mengenai titik panas ini juga telah disampaikan kepada pemangku kepentingan setempat untuk mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Peringatan Gelombang Tinggi di Perairan Aceh dan Nias
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, I. Riansiny Puteri Lubis, melaporkan bahwa mulai Kamis hingga Jumat berpotensi terjadi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di perairan utara Sabang dan perairan barat Aceh, serta gelombang setinggi 2,5 hingga 4,0 meter di Samudera Hindia Barat wilayah Nias.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan 4 hingga 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur ke Tenggara dengan kecepatan 8 hingga 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpotensi terjadi gelombang tinggi untuk tetap selalu waspada," ujar Lubis.
[Redaktur: Elsya TA]