WahanaNews.co | Haidar
Ali, pria asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tewas dikeroyok oleh 4
orang anggota keluarganya sendiri. Korban disebut dikeroyok hingga tewas karena
kerap mabuk dan bikin onar.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
Keempat keluarga korban yang melakukan pengeroyokan adalah
dua orang sepupu, tante, dan kakeknya sendiri. Berdasarkan hasil interogasi dan
olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan polisi, korban dan para
pelaku diketahui kerap terlibat pertengkaran sebelum peristiwa itu terjadi.
"Hasil olah TKP dan interogasi saksi di TKP, memang
sebelumnya hubungan walau mereka masih keluarga sebelumnya, pernah terjadi
pertengkaran dan ketidakcocokan dengan korban dan kakeknya," kata Kanit
Reskrim Polsek Makassar, Iptu Iqbal Usman, kepada wartawan, Kamis (22/7/2021).
Iqbal mengatakan para pelaku juga tidak menyukai perbuatan
korban yang kerap mabuk minuman keras alias miras serta menganiaya anggota
keluarganya. Pada saat peristiwa pengeroyokan yang menyebabkan nyawa korban
melayang, korban disebut masih dalam keadaan mabuk.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
"Ini yang kami dalami, namun hasil pemeriksaan korban
pada saat kejadian tengah dalam pengaruh minum keras dan sebelumnya juga pernah
menganiaya adik daripada korban dan ini diketahui pelaku yang adik korban
hingga mereka tidak senang dan bertengkar dengan korban," ucapnya.
"Informasi dari para pelaku sebelumnya mereka pernah
bertengkar atau cekcok dengan korban, sehingga dimana sebelumnya apabila korban
dalam pengaruh minum keras sering menganiaya adiknya," tambah Iqbal.
Dia menyebut kebiasaan korban mabuk dan menganiaya anggota
keluarganya itu yang menjadi motif para pelaku akhirnya tega menghabisi nyawa
korban. Hingga kini, polisi terus mendalami kasus itu dengan melakukan
pemeriksaan terhadap para saksi di TKP.
"Yang pastinya kami masih melaksanakan proses
penyidikan untuk mengorek keterangan lebih dalam kepada pelaku, termasuk
saksi-saksi yang berada di TKP yang mengetahui kejadian ini," ujarnya.
Iqbal membantah jika cekcok dan perselisihan antara pelaku
dan korban karena perebutan harta warisan. "Sampai saat ini belum ada
informasi yang mengarah kesana," pungkas Iqbal.
Sebelumnya, Haidir Ali, pria asal Makassar, Sulsel, tewas
setelah dikeroyok oleh keluarganya sendiri, yang tidak lain adalah kakek,
tante, hingga sepupunya. Masing-masing pelaku menganiaya korban hingga tewas
dengan beberapa cara, termasuk memukul korban dengan balok.
"Ada empat tersangka dalam pengeroyokan yang
menyebabkan korban meninggal di Jalan Monginsidi, Makassar," kata Kapolsek
Makassar Kompol Andry Lilikay saat dimintai konfirmasi, Kamis (22/7).
Andry menyebut peran masing-masing pelaku sebagai berikut.
Pelaku pertama Dandi (23) berperan menombak korban, lalu Arjun (25) memarangi
korban. Sedangkan Daeng Ngerang (65), yang tidak lain kakek korban sendiri,
ikut menombak Haidir, dan tantenya, Anti alias Tiyong (43), ikut memukul korban
dengan menggunakan balok.
"Sekitar pukul 19.00 Wita, Rabu 21 Juli 2021, tersangka
Arjun bertemu dengan korban di Jembatan Monginsidi, kemudian terjadi cekcok
dengan korban. Arjun, yang saat itu membawa sebuah parang, langsung menebas
korban di bagian tangan dan perut," terangnya.
Setelah kejadian pertama di Jembatan Monginsidi, Makassar,
korban lalu mendatangi rumah Arjun dan bertemu dengan Anti. Cekcok keduanya
juga pecah hingga korban melemparkan batu ke arah Anti. Di sana, aksi
pengeroyokan terjadi, yang melibatkan Dandi dan Daeng Ngerang. Alhasil, korban
tewas di tempat oleh tusukan tombak dan pukulan balok kayu. [qnt]