WAHANANEWS.CO, Pati - Suasana peringatan Hari Jadi Kabupaten Pati ke-702 tahun ini diwarnai dengan keputusan penting yang langsung diambil Bupati Pati, Sudewo, terkait rencana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
Keputusan pembatalan itu disampaikan secara terbuka di tengah sorotan publik dan menjadi kabar yang dinanti masyarakat, mengingat sebelumnya wacana kenaikan pajak tersebut menuai banyak keluhan.
Baca Juga:
Kapolri Pimpin Kenaikan Pangkat 13 Pati, Dua Jadi Komjen
Bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Kabupaten Pati pada Kamis (7/8/2025), Sudewo akhirnya mengumumkan di Pendopo Kabupaten bahwa kenaikan PBB-P2 hingga 250 persen resmi dibatalkan setelah mempertimbangkan arahan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta mendengar aspirasi warga dan tokoh masyarakat.
“Terkait dengan kenaikan pajak yang sampai 250 persen, sesuai arahan Bapak Menteri Dalam Negeri dan Bapak Gubernur Jawa Tengah untuk diturunkan, serta sesuai tuntutan warga Kabupaten Pati, maka saya nyatakan bahwa kenaikan PBB tersebut akan saya akomodasi untuk diturunkan,” ujar Sudewo dalam siaran persnya, Jumat (8/8/2025).
Ia menegaskan, seluruh elemen masyarakat diharapkan menjaga situasi yang kondusif demi kelancaran pembangunan daerah, sekaligus mengajak semua pihak untuk tetap fokus pada bidang masing-masing.
Baca Juga:
Panglima TNI Rotasi 86 Pati Mulai dari Kapuspen hingga Pangdam, Ini Daftarnya
Sudewo juga menyampaikan permohonan maaf atas dinamika yang terjadi menjelang peringatan hari jadi, termasuk insiden pada Selasa sebelumnya yang sempat menuai kritik publik.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada maksud melakukan perampasan. Kami hanya ingin memastikan kirab boyongan yang digelar lima tahun sekali ini dapat berlangsung lancar sesuai rute yang ditetapkan. Kami pun tidak pernah melarang atau menghalangi kegiatan penggalangan dana,” jelasnya.
Menanggapi pernyataannya sendiri yang sempat menimbulkan kontroversi, Sudewo memberi klarifikasi. “Saya juga minta maaf atas pernyataan ‘lima ribu silakan, lima puluh ribu massa silakan’. Tidak ada niat untuk menantang rakyat, apalagi rakyat saya sendiri,” tegasnya.
Sudewo menegaskan komitmennya untuk terus belajar menjadi pemimpin yang terbuka terhadap kritik demi kemajuan Pati, sekaligus meminta dukungan untuk melanjutkan program pembangunan daerah, termasuk perbaikan RSUD Soewondo, infrastruktur jalan, pendidikan karakter, dan penguatan sektor pertanian.
Perayaan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati turut dimeriahkan oleh prosesi kirab boyongan yang menjadi puncak acara, diikuti bupati, wakil bupati, jajaran forkopimda, DPRD, pimpinan OPD, camat, tokoh masyarakat, pelajar, dan pegiat budaya.
Kirab dimulai dari Genuk Kemiri dengan pengambilan air suci oleh Kepala Desa Sarirejo dan juru kunci, disambut tari tradisional Eka Prawira dan Bedhaya, lalu dilanjutkan dengan doa bersama dan gelar bregodo yang mengiringi rute dari Gemeces, Jalan Pemuda, Alun-alun, hingga Kantor Bupati.
Sepanjang perjalanan, masyarakat antusias menyambut peserta kirab yang mengenakan busana adat, membawa pusaka, dan menampilkan simbol-simbol prajurit dari tiga kadipaten cikal bakal Kabupaten Pati: Mojosemi, Paranggaruda, dan Carangsoka, ditambah hiburan marching band, duta budaya, Paskibra, sanggar seni, dan prajurit simbolik dari desa-desa.
Setibanya di Pendopo Kabupaten, pertunjukan seni tradisional seperti Gongcik, Tari Golek Mugi Rahayu, peletakan pusaka, dan pembacaan suluk oleh dalang menjadi penutup rangkaian acara.
Dalam pidatonya yang disampaikan dalam Bahasa Jawa, Sudewo menekankan bahwa kirab boyongan adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya leluhur yang sepatutnya menjadi inspirasi generasi muda.
Sebagai simbol doa dan harapan untuk masa depan Pati, prosesi penanaman pohon beringin dan selametan menjadi penutup perayaan yang berlangsung meriah dan khidmat.