WahanaNews.co | Menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili, Tradisi Tuk Panjang yang merupakan jamuan makan malam yang disajikan di atas meja panjang kembali digelar di kawasan Pecinan, Semarang, Jumat (20/1/2023) malam.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tradisi Tuk Panjang tidak digelar di Gang Pinggir, namun berganti di Gang Warung yang biasanya untuk Pasar Semawis.
Baca Juga:
Pacaran Jalan Kaki, Jenderal Maruli Kenang Perjalanan Cintanya dengan Putri Luhut
Berbagai hidangan disuguhkan kepada para tamu secara berderet, mulai dari Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, jajaran kepala dinas, dan muspida.
Kali ini, ada menu nasi ulam bunga telang yang berupa nasi gurih berwarna biru, dengan berbagai jenis lauk, seperti sambal goreng ati, telur, ikan asin, ayam bumbu rujak, sayuran, dan sambal.
Cara menikmatinya unik, para tamu yang hadir dibagikan sarung tangan plastik, kemudian diminta untuk mencampurkan semua lauk menjadi satu sebelum akhirnya disantap beramai-ramai.
Baca Juga:
Wali Kota Jakbar Akan Tinjau Perayaan Natal di Gereja Hingga Persiapan Malam Tahun Baru
Sajian kuliner itu melambangkan simbol perdamaian dengan warna birunya yang mampu merekatkan elemen yang berbeda yang campur aduk menjadi satu dan rata sebagai sebuah kekuatan baru yang lebih hebat.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita mengungkapkan bahwa tradisi menyambut Tahun Baru Imlek sudah menjadi agenda rutin yang digelar di Kota Semarang, khususnya di kawasan Pecinan.
"Saya berharap kerukunan masyarakat terus terjaga. Saling menghormati, bagaimana masyarakat yang merayakan Hari Raya Imlek ini. Kedua, tradisi ini meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
Ita, sapaan akrab Hevearita menyebutkan bahwa Pecinan merupakan salah satu kawasan Semarang Lama, selain Kauman, Kampung Melayu, dan Kota Lama sebagai bagian sejarah yang harus dilestarikan.
Apalagi, di Semarang ada tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang menjelang pergantian tahun, yakni pada tanggal 29 penanggalan China untuk menghormati dan mendoakan arwah para leluhur.
"Ji Kau Meh. Jadi, orang-orang kurang dua hari dari Imlek pada belanja di Gang Baru (untuk kebutuhan sembahyang). Ini kata Pak Harjanto (Ketua Kopi Semawis) tidak ada di tempat lain," kata Ita.
Sementara itu, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Haryanto Halim menjelaskan bahwa Tuk Panjang itu merupakan rangkaian tradisi menyambut Tahun Baru Imlek.
Diawali dengan Upacara Ketok Pintu yang digelar di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang, Sabtu (14/1) lalu, Ji Kau Meh, dan kemudian Tuk Panjang yang tak pernah ketinggalan dalam perayaan Imlek.[mga]