WahanaNews.co | Juru Bicara Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid mengakui terjadinya penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya AM (17) seorang santri kampus 1 di Ponorogo, Jawa Timur.
"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," kata Noor Syahid melalui keterangan tertulisnya.
Baca Juga:
Kunjungi Pontren Salafiyah Syafi'iyah, Mahfud MD: Jangan Pertentangkan Hukum Islam dan Nasional
Menurut dia, temuan itu menjadi dasar bagi pihak pondok Gontor dalam memberikan hukuman kepada dua santri yang diduga melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan AM meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022. Kedua santri yang bersangkutan telah dikeluarkan dari pondok secara permanen.
"Dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua masing-masing," Noor Syahid menegaskan.
Sementara, jenazah AM juga dibawa ke rumah duka di Palembang dan telah dimakamkan pada hari itu juga. Saat mengantarkan jenazah, pihak Pesantren menyatakan bahwa korban meninggal akibat kelelahan saat mengikuti perkemahan.
Baca Juga:
Ibunda Bechi Sebut Kasus Perkosaan Anaknya Ulah Jin Tomang
Namun, pihak keluarga AM melihat adanya kejanggalan terhadap jenazah AM. Salah satunya tentang darah yang keluar pada bagian tubuh AM sehingga harus mengganti kafan hingga dua kali.
"Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," ungkap Nor Syahid.