WahanaNews.co | Kawasan di wilayah di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, diterjang banjir dengan ketinggian bervariasi sejak pukul 16.00 WITA, Minggu.
Koordinator Pos SAR (Search and Rescue) Kwandang, Aprianto Hurain, mengatakan, pihaknya menerima sejumlah informasi dari warga dan pemerintah desa terkait bencana banjir tersebut.
Baca Juga:
Pemprov Gorontalo Siapkan Dapur Umum Bantu Korban Banjir di Kota dan Kabupaten
Di antaranya dari wilayah Desa Leboto, Kecamatan Kwandang. Puluhan warga terdampak khususnya para lanjut usia (lansia) perlu dievakuasi ke tempat aman mengingat banjir disertai arus air yang cukup kencang.
Dan ketinggian air terus bertambah karena hujan belum juga reda.
"Alhamdulillah kami berhasil melakukan evaluasi warga. Kami akan terus memantau wilayah terdampak banjir dengan mengerahkan personel dan peralatan penunjang," katanya.
Baca Juga:
Dibantu Kemensos, Korban Banjir dan Tanah Longsor di Bandung Barat Berangsur Pulih
Sementara itu, Kepala Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Eman Kadir mengatakan, hujan deras berdampak banjir merendam tiga dusun di desanya.
"Seluruh dusun terendam dengan ketinggian air hampir merata setinggi 1 meter. Bahkan terdapat rumah warga yang terendam hingga atap rumah," katanya.
Upaya evakuasi warga dilakukan secara bergotong royong untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Mengutip dari Antara, sejumlah desa di Kecamatan Kwandang terendam banjir. Beberapa di antaranya Desa Leboto, Posso, Moluo, Katialada dan Cisadane.
Kondisi itu juga terjadi di Desa Jembatan Merah dan Milango di Kecamatan Tomilito.
Tidak hanya permukiman warga yang terendam, namun sejumlah fasilitas seperti sekolah, kantor desa, lapangan olah raga.
Bahkan ruas utama lintas Sulawesi juga terendam, mengakibatkan kemacetan panjang akibat kendaraan yang sulit melintas.
Paling menonjol nampak di ruas lintas Sulawesi wilayah Desa Jembatan Merah kompleks asrama 224 Satuan Radar (Satradar) TNI Angkatan Udara di Kecamatan Tomilito.
Ketinggian air di lintas Sulawesi itu mencapai perut orang dewasa sehingga kendaraan perlu mengantre memasuki kompleks asrama agar bisa melintas dengan aman.
Selain itu, sekurangnya empat rumah warga di Tenilo, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo terendam materilal lumpur dan kerikil saat terjadi banjir bandang di daerah itu, Minggu, dan belasan lainnya terdampak endapan.
Warga-warga dibantu anggota TNI mulai mengevakuasi barang dan berupaya menutup aliran material yang masuk ke halaman dan rumah.
Salah seorang warga, Iwan Abdul Gani mengatakan material batu dan kerikil dibawa air dari perbukitan yang berada di wilayah itu.
"Sebetulnya di sini tanahnya tidak begini, tapi karena terbawa banjir, permukaan tanah naik dan menutupi rumah warga," katanya.
Ia menjelaskan, selain empat rumah yang paling parah tertutup material banjir, belasan rumah lainnya pun terdampak endapan lumpur setinggi beberapa centimeter hingga ke halaman.
Sementara itu, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tenilo, Serka Haris Hasan mengatakan, saat hujan, wilayah itu sering terdampak oleh lumpur dan batu kerikil dari perbukitan.
"Material dari perbukitan pasti turun kesini, karena tembus ke sungai belum ada, jadi dia melewati got yang kecil dan meluap ke jalanan," katanya.
Haris mengatakan ketinggian air di wilayah itu mencapai 75 cm saat banjir bandang tersebut. [rin]