WahanaNews.co, Jakarta - Mahasiswi semester I salah satu perguruan swasta di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal dunia usai bunuh diri dengan melompat dari lantai atas gedung asrama kampusnya, Senin (02/10/23).
Mahasiswi yang dimaksud adalah SM (19) asal Way Halim, Bandar Lampung. Ditemukan sudah dalam kondisi tak berdaya pada pukul 06.15 WIB.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Berkomitmen Wujudkan Three Zero HIV/AIDS pada Tahun 2030
"Korban dalam posisi tertelungkup kemudian mencoba kondisi korban namun tidak ada respons," kata Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry dalam keterangannya, Senin (02/10/23).
Mulanya, seorang ustaz selaku saksi mendengar suara benturan benda keras kala tengah mengerjakan tugas di salah satu ruangan asrama milik kampus.
Saat melihat ke luar, saksi mendapati korban sudah dalam posisi telungkup.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Himbau Masyarakat Waspadai Tawaran Penipuan Terkait CPNS
Ustaz tersebut bersama saksi lain, yakni petugas kebersihan asrama lantas memindahkan korban ke atas meja ruang belajar di salah satu gedung asrama kampus.
Bersama satpam asrama, ustaz tersebut membawa korban ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, menggunakan mobil pribadinya.
"Pada saat saat di UGD RS PKU saat pemeriksaan denyut nadi masih ada dan selang sepuluh menit saksi 3 (satpam) dikabari oleh saksi 1 (ustad) bahwa korban sudah meninggal dunia," imbuh Jeffry.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Tim Inafis Polres Bantul dan jajaran Polsek Kasihan, korban diduga depresi lantaran malam hari sebelum kejadian SM menenggak obat sakit kepala 20 butir sekaligus.
Dugaan ini diperkuat dengan temuan kemasan obat sakit kepala tersebut dan keterangan saksi lain yang merupakan rekan korban di asrama.
"(Saksi mengetahui korban) teriak menangis histeris, dan sempat di tolong dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat sakit kepala berhasil di muntahkan. Dari voice note yang dikirim, korban berkeinginan mengakhiri hidup, dan setelah kembali ke asrama, pagi harinya korban tidur di salah satu kamar di lantai IV," urai Jeffry.
Informasi lain yang memperkuat dugaan bunuh diri ini adalah keterangan saksi yang menyebut korban sempat bertanya apa akibat jika terjatuh dari lantai IV gedung asrama kampus
"Pernah berkata pada rekannya kalau jatuh dari lantai IV mati apa tidak, sehingga dugaan korban bunuh diri karena depresi dengan lompat dari lantai IV asrama dan membentur genting dan lantai konblok," papar Jeffry.
Saat ini jenazah korban masih berada di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Polisi masih mengumpulkan keterangan saksi termasuk petunjuk lain seperti rekaman kamera pengawas atau CCTV serta jejak percakapan di ponsel korban guna memastikan dugaan bunuh diri.
Menurut Jeffry, selain dengan kampus saat ini polisi juga sedang berkoordinasi dengan pihak keluarga korban.
[Redaktur: Sandy]