WahanaNews.co, Sumenep - Penduduk di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menjadi geger karena adanya fenomena alam yang melibatkan getaran, dentuman, serta suara misterius yang berasal dari dalam bumi.
Suara ini menyerupai suara orang yang sedang melakukan penggalian sumur. Meskipun asal-usul peristiwa ini belum terang benderang, getaran dan dentuman dari fenomena ini dirasakan oleh warga selama sekitar 10 hari.
Baca Juga:
Bawaslu Sumenep Perpanjang Pendaftaran Rekrutmen Petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara
Pihak kepolisian mengungkap bahwa setidaknya ada lima rumah yang mengalami getaran dan mendengar suara misterius tersebut dengan intensitas yang tinggi.
"Kejadian alam ini tampaknya melibatkan fenomena getaran dan suara misterius yang berasal dari dalam perut bumi. Namun, kita masih belum mengetahui sumber pasti dari suara ini," ujar AKP Widiarti, Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, melansir CNN Indonesia, Selasa (15/8/2023).
Dia menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.45 WIB. Pada saat itu, banyak penduduk yang merasa panik dan cemas menghadapi kejadian yang tidak biasa ini.
Baca Juga:
Demi Dapat Vespa, Ibu di Sumenep Srahahkan Anak untuk Diperkosa Oknum Kepala Sekolah
Berikut fakta-fakta fenomena suara misterius di Sumenep ini:
Warga Mengungsi
Oleh karena penduduk khawatir serta dalam upaya mencegah terjadinya korban, pihak kepolisian telah melakukan evakuasi terhadap lima kepala keluarga di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep.
"Oleh karena itu, rumah-rumah penduduk yang sangat terpengaruh oleh peristiwa ini langsung diungsikan," kata Widiarti.
"Kami mengambil langkah ini sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi risiko, terutama mengingat penghuni rumah-rumah tersebut merasa khawatir," tambahnya.
Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dampak yang signifikan pada kediaman-kediaman para penduduk tersebut.
Tanpa Gempa
Koordinator Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pasuruan Suwarto mengatakan tak gempa yang terjadi bersamaan dengan kejadian suara misterius itu.
"Jadi kemarin waktu kejadian itu, Sabtu sekitar 08.45 WIB sampai sekitar 11.00 WIB, itu kami cek di alat kami seismograf yang ada terdekat dengan lokasi di Kalianget, itu tidak ada catatan gempa atau getaran gempa bumi yang terjadi," kata dia, Minggu (13/8/2023).
Pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab suara misterius tersebut. Timnya pun tengah menuju Sumenep untuk menganalisis fenomena itu.
"Kami akan pasang alat Seismograf di sana. Kami mau merekam getaran yang ada di situ, kami standby-kan," ujar dia.
"Meskipun sekarang katanya sudah enggak ada lagi suaranya, nanti kami coba analisa getarannya seperti apa. Dan untuk mengetahui apa penyebabnya memang dibutuhkan banyak metode, setidaknya kami bisa mengetahui indikasi awal seperti apa," lanjutnya.
Diduga proyek
Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo menduga suara dentuman misterius itu bukan sebuah peristiwa geologi.
"Mungkin bukan peristiwa geologi," kata dia, Minggu (13/8).
Ia menduga dentuman misterius itu disebabkan oleh suara yang dihasilkan proyek yang tak jauh dari lokasi.
"Bisa jadi, ada penambangan, ada penggalian sumur atau pendalaman sumur, atau ada pendalaman sumur dengan bor jojoh," katanya.
Untuk memastikan penyebabnya, tim ITS juga akan terjun ke lokasi untuk menganalisa sumber suara misterius itu.
Amien menyebut peristiwa dentuman yang sama pernah terjadi di Ponorogo dan Trenggalek sekitar 2011 silam.
"Dulu pernah terjadi di Ponorogo-Trenggalek tapi lebih keras. Diduga pergeseran patahan," pungkasnya.
Gerakan Tanah
Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran Dicky Muslim menduga sumber suara dari perut bumi di Madura itu berkaitan dengan sejumlah proses geologi.
Pasalnya, daerah Sumenep termasuk dekat dengan zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS).
"Misalnya pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, hingga tekanan tektonik. Ini tergantung dari kondisi geologisnya ya," kata Dicky, mengutip CNN, Selasa (15/8)/2023.
Jika diamati secara tektonik, sesar yang berdekatan dengan Sumenep ini berada pada busur belakang. Sesar ini juga menunjukkan keaktifan yang rendah, dengan umur yang cukup tua, namun masih berpotensi bergerak hingga menyebabkan gempa.
Bahkan kata dia, di lokasi-lokasi tertentu sekitar sesar yang memiliki panjang sekitar 675 kilometer itu, pergerakan utama seperti gempa, hingga gerakan minor bisa terjadi cukup sering. Gerakan minor ini bisa menghasilkan suara seperti gemuruh atau dentuman dari bawah tanah.
"Mirip sekali dengan kejadian yang di Sumenep," katanya.
Soal kemungkinan terjadinya likuefaksi, dia menyebut potensinya sangat kecil. Pasalnya, dentuman yang dihasilkan juga tidak terlalu besar.
"Jika tanahnya berupa pasir lepas dengan muka air tanah yang dangkal, maka kemungkinan likuefaksi bisa terjadi," kata dia.
Mengundang Tim Ahli
Pemerintah Kabupaten Sumenep berencana mengundang tim ahli dalam bidang geologi untuk menyelidiki fenomena suara dentuman yang misterius ini.
"Setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, langkah yang kami ambil adalah mengajak ahli geologi dari ITN (Institut Teknologi Nasional Malang) untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap fenomena yang terjadi," ungkap Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.
"Ikatan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap berita-berita yang tidak pasti seputar fenomena langka ini. Langkah terbaik adalah kita semua menanti kedatangan para ahli geologi ini," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]