WahanaNews.co, Medan - Ragam kelompok di Universitas Sumatera Utara (USU) menolak jadwal Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang berlangsung dari hari Jum’at hingga Minggu, tanggal 18-20 Agustus 2023.
Mereka mengadakan aksi protes pada Sabtu (19/8/2023) di depan kampus di Jalan Dr. Mansyur Medan.
Baca Juga:
Medan Resmi Beralih ke Transportasi Listrik: 60 Bus Listrik Baru Diluncurkan
Aksi tersebut melibatkan membentangkan kain bertuliskan "Tuhan Lebih Tinggi Dari Birokrat," sebagai bentuk penolakan terhadap PKKMB yang diadakan oleh Birokrat USU di Lapangan Mini Universitas Sumatera Utara.
Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) USU, yang merupakan bagian dari aksi protes ini, menegaskan penolakan terhadap PKKMB pada hari tersebut karena hari Minggu merupakan waktu ibadah bagi umat Kristen.
Sholihin, Menteri Pergerakan Nasional PEMA USU, mengatakan bahwa USU di Kota Medan dikenal karena keberagaman suku dan agama, dan menghormati ibadah umat beragama adalah tanggung jawab bersama.
Baca Juga:
Transportasi Listrik Medan: 60 Bus Baru
Sholihin menekankan bahwa penyelenggaraan PKKMB seharusnya melibatkan koordinasi dengan mahasiswa, tetapi keputusan terkait jadwal PKKMB diambil oleh pihak rektorat tanpa koordinasi yang memadai.
Keputusan ini dianggap intoleran oleh PEMA USU, karena merugikan mahasiswa yang ingin menjalankan ibadah.
Renaldo Diaz Simbolon, Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa USU, juga menyayangkan penjadwalan PKKMB pada hari Minggu.
"Keputusan ini diskriminatif dan intoleran terhadap mahasiswa baru yang beragama Kristen dan Katolik," katanya.
Mukhlis, mahasiswa MIPA USU, menyebutkan bahwa sebagai lembaga pendidikan, USU seharusnya menjadi contoh dalam toleransi beragama.
"PKKMB yang mengganggu ibadah mahasiswa Kristen tidaklah pantas," sebutnya.
Evan Sitompul, sebagai Pengurus KAM Erat FH USU, juga menjelaskan bahwa kelompok Aspirasi Mahasiswa Erat berperan sebagai sarana dan forum untuk menerima serta menghubungkan aspirasi dari mahasiswa.
Ia menyesalkan perencanaan jadwal dan hari kegiatan PKKMB yang tidak dipikirkan dengan matang.
"Meskipun pentingnya acara PKKMB sebagai persiapan awal bagi mahasiswa baru dalam mengenal kehidupan kampus, unsur penting seperti pelaksanaan kegiatan pada hari Minggu seharusnya menjadi pertimbangan utama," kata Evan.
Alasannya, lanjutnya, pada hari Minggu, teman-temannya yang beragama Kristen dan Katolik memiliki kebutuhan untuk menjalankan ibadah mereka.
"Tentu saja, karena pelaksanaan PKKMB pada hari Minggu, ibadah teman-teman mahasiswa Kristen dan Katolik terganggu," ungkap Evan.
Ia juga menjelaskan bahwa selanjutnya PEMA USU akan mengambil langkah-langkah protes terkait kebijakan yang sangat jelas bersifat intoleran ini di USU.
[Elsya Tri Ahaddini]