WahanaNews.co, Jambi - Tayangan video yang menampakkan seorang balita mendaki ke puncak Gunung Kerinci, Jambi, viral di media sosial. Warganet mempertanakan bagaimana mungkin seorang balita diperbolehkan untuk mencapai puncak Gunung Kerinci, gunung berapi tertinggi di Indonesia.
Menurut pengakuan Dudung, petugas dari R10 atau Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci, orang tua dari balita tersebut sebenarnya berbohong.
Baca Juga:
Bareskrim Tangkap Kakak Helen Bandar Besar Lapak Narkoba Jambi
Awalnya, mereka mengatakan bahwa mereka hanya akan mendaki hingga batas shelter 1, bukan sampai ke puncak.
Dalam video yang beredar, terlihat balita itu mengenakan jaket tebal berwarna pink dan terlihat agak kesulitan saat mendaki. Orang tua balita tersebut tampaknya selalu berada di dekatnya.
Bahkan, mereka terlihat menggendong balita tersebut ketika sedang melewati tanjakan yang curam. Video tersebut diduga diambil saat mereka mendekati puncak Gunung Kerinci, yang berada pada ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga:
Polisi Ciduk Pembunuh Wanita dalam Lemari
Dalam video juga terlihat kondisi puncak gunung yang berkabut saat balita tersebut tiba di sana. Dudung juga mengatakan bahwa pendakian oleh balita itu terjadi sekitar tanggal 15 Agustus 2023.
Dudung mengungkapkan, kedua orang tua balita itu hanya mengatakan mendaki sampai batas Shelter 1 Gunung Kerinci bersama anak mereka. Itu berarti mereka tidak akan mengajak balita tersebut ke puncak.
"Saat itu ada kedua orang tuanya datang ke pos jaga izin melapor mendaki dan akan sampai batas Shelter 1, lalu pulang," ujar Dudung, seperti dikutip dari Detik.
Dia menerangkan, berdasarkan SOP pendakian Gunung Kerinci, membawa balita dilarang jika tidak didampingi oleh guide/porter dan terutama kedua orang tuanya.
Dalam kasus balita naik ke puncak Gunung Kerinci ini, kedua orang tua sudah membuat surat pernyataan yang dibubuhi materai bahwa segala yang terjadi di dalam melakukan kegiatan pendakian di luar tanggung jawab pihak pos.
"Semua sudah dijelaskan waktu kedua orang tuanya di pos, kalau hanya sekedar melakukan kegiatan pendakian sampai titik aman pertama di bawah Shelter 1 (2.400 mdpl) itu bisa dilakukan anak di bawah umur, bukan untuk summit," papar Dudung.
Dudung mengungkapkan bahwa pada sore hari, balita tersebut dan orang tuanya tidak kembali, padahal seharusnya mereka sudah kembali jika hanya sampai di Shelter 1.
Ternyata, mereka diketahui melanjutkan perjalanan hingga mencapai Shelter 2 dan 3, bahkan sampai ke puncak Gunung Kerinci.
"Pada sore harinya, mereka tidak kembali dan pada pembaruan selama 2 hari berikutnya, mereka bersama dengan pemandu, porter, dan kedua orang tua, berhasil turun dari gunung dan mengumumkan bahwa mereka telah mencapai puncak dalam keadaan sehat dan selamat," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]