WahanaNews.co, Ponorogo - Surat edaran dari sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Ponorogo, Jawa Timur, yang meminta sumbangan dari siswa, viral di media sosial.
Dalam postingan yang dibagikan di akun media sosial @infopororogo pada Jumat (29/9/2023), terlihat daftar berbagai kebutuhan yang diduga harus dibeli oleh pihak sekolah.
Baca Juga:
SMK Bima Utomo BS Dinilai Gagal, Siswa Dipaksa Mundur: Kemanakah Peran Dinas Pendidikan?
“Viralll!!! beredar Luas Surat Edaran Sumbangan di Salah Satu SMP Negeri Favorit untuk Peremajaan Mobil hingga Alat Musik, Bolehkah?” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Berbagai kebutuhan yang tertera yakni gitar listrik, bass, drum akustik, keyboard,pengadaan komputer hingga peremajaan mobil sekolah.
Dalam surat tersebut juga tertera kebutuhan anggaran untuk berbagai kebutuhan tersebut yakni lebih dari Rp 500 juta.
Baca Juga:
Pemkot Tangerang Raih Piagam MURI atas Wisuda Akbar Tahfidz 10.522 Pelajar
Total, sumbangan setiap siswa yakni Rp 1,7 juta
Ternyata, sumbangan yang diminta itu terjadi di SMPN 1 Ponorogo.
Ketua Komite SMPN 1 Ponorogo, Mulyani, menyatakan bahwa permintaan kontribusi tersebut dibutuhkan untuk keperluan sekolah.
Mulyani menjelaskan bahwa peralatan musik sangat diperlukan oleh sekolah, terutama untuk mengidentifikasi bakat dan minat siswa dalam bidang musik.
Sementara itu, dalam hal peremajaan mobil, Mulyani berpendapat bahwa hal itu diperlukan mengingat tingginya mobilitas SMPN 1 Ponorogo.
“Terutama untuk mengantarkan siswa untuk keputusan dan lomba itu. Mobil kita yang kita milik itu Mitsubishi tahun 2006. Jadi di upgrade,” kata Mulyani, Jumat (29/9/2023), dikutip dari TribunJatim.
Mulyani mengatakan bahwa timnya telah menyiapkan draft anggaran.
Dimana kisaran draft anggaran itu terdapat tiga pilihan, dengan jumlah tarikan sumbang yang berbeda-beda.
Selain itu ia mengatakan juga telah melibatkan orang tua murid, komite sekolah dan kemudian diberikan penguatan dari kejari, kepolisian dan juga dari ketua komisi D DPRD.
Hasilnya, bahwa dari 288 wali murid menyepakati pembiayaan sebesar Rp 1,6 juta.
Dana sumbangan tersebut hanya sekali dibayar oleh siswa kelas VII SMPN 1 Ponorogo.
“Kemarin pada Selasa (26 September 2023), wali murid kelas VII SMPN 1 Ponorogo setuju membayar dana sumbangan sebesar Rp 1,6 juta,” ujar Mulyani.
Terkait orang tua siswa yang tidak mampu membayar sumbangan tersebut, pihaknya mengaku memberikan potongan 100 persen atau membebaskannya.
Mengenai kasus yang sedang menjadi viral di media sosial, Dinas Pendidikan (Disdik) Ponorogo, yang diwakili oleh Nurhadi Hanuri, mengklaim bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan tentang kontribusi tersebut.
Lebih lanjut, mereka juga sudah berkomunikasi dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo untuk melakukan evaluasi ulang terkait permintaan sumbangan tersebut.
“Kemarin sudah saya WhatsApp (WA) kepala sekolahnya. Biar mereka (SMPN 1 Ponorogo) berpikir ulang, mana program yang esensial dan tidak,” ujar Nurhadi Hanuri, Jumat (29/9/2023), dikutip dari TribunJatim.
Dia mengatakan bahwa jika tidak ada penangguhan pilihan direvisi. “ kalau memang harus direvisi ya direvisi, sehingga tidak ada yang meresahkan masyarakat,” sambungnya.
Nurhadi mengakui sumbangan tersebut justru menimbulkan berbagai persepsi lain, salah satunya terkait pungutan liar (pungli).
Mengingat hal tersebut, ia meminta komite dan Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo untuk melakukan revisi agar tidak menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Terutama, mengingat bahwa sebagian sumbangan diarahkan untuk peremajaan mobil sekolah.
"Komite harus memastikan bahwa permintaan sumbangan tidak dapat dianggap sebagai bentuk pemungutan. Diskusikan dengan baik dalam komite, yang penting adalah bahwa tidak ada tekanan kepada individu dalam memberikan kontribusi," ucapnya.
Selain itu, ia juga mengajukan pertanyaan sejauh mana kebutuhan untuk membeli mobil baru.
Nurhadi menegaskan bahwa seharusnya kontribusi tersebut tidak memberatkan pihak-pihak yang terlibat.
“Jangan sampai memikirkan yang lain tetapi memberatkan. Dievaluasi dan didiskusikan demgan komite, skala prioritas apa program yang menunjang kepentingan peserta didik ke depan lahir anak-anak yang cerdas dan, kreatif,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]