WahanaNews.co | Kapenrem
163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia minta agar tayangan viral
TNI menghajar warga dilihat secara utuh. Sebab, viral TNI memukul warga hanya
menampilkan sepenggal peristiwa. Sebelumnya, ada peristiwa saat warga memukul kepala
Dandim.
"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video
singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa
melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," kata Mayor Arm Ida
Bagus dilansir dari Antara, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Ia meminta warga perlu mengetahui dengan pasti penyebab awal
kejadian, sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral
tersebut.
Peristiwa itu terjadi karena seorang pemuda memukul bagian
kepala Dandim1609/Buleleng karena menolak di-swab antigen, hingga secara
spontan menyebabkan saling pukul antara aparat TNI lainnya dan oknum
masyarakat.
Akibat insiden tersebut pelaksanaan swab antigen di Desa
Sidetapa dihentikan sementara waktu.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Dandim
1609/Buleleng kembali mengupayakan mediasi. Namun, karena situasi warga Desa
Sidetapa sudah berkumpul, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan,
mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan
Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat
diselesaikan secara kekeluargaan.
Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung namun
hasilnya belum ditemukan titik temu. Hal ini karena dari pihak keluarga pelaku
yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan
musyawarah dengan keluarga besar.
"Karena situasi belum memungkinkan kegiatan swab test
rapid antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa
Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," katanya.
Dandim 1609/Buleleng lantas menyayangkan kejadian ini,
karena TNI sebagai bagian Satgas COVID-19 melakukan tugas atas perintah
perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi
pandemi. Selain itu, karena adanya permintaan dari pihak aparat desa setempat.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru
ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas, bahkan menantang dan
membentak. Saat dikasi tahu baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada
Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan dan saat ini sudah divisum,"
katanya.
Ia menegaskan bahwa respons aparat TNI melakukan pemukulan
balik ke warga bersangkutan tidak terlepas dari sikap spontan terhadap yang
dialami Dandim, saat berusaha mengendalikan dan mengajak masyarakat disiplin
terhadap protokol kesehatan. [rin]