Cak Eri mengatakan, untuk anak-anak yang sudah terjaring oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan dan Kapolres Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto akan didata dan selanjutnya diberikan materi pendidikan kebangsaan oleh TNI/Polri, serta diberikan penguatan pada pendidikan keagamaan.
"Cyber crime mereka tahu bahwa ada akun-akun yang namanya palsu tapi dia tahu siapa yang sebenarnya. Jumlah anggotanya berapa dan didatangi semua oleh Pak Kapolrestabes maupun Pak Kapolres Tanjung Perak," kata dia.
Baca Juga:
Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya: Rompi Wali Kota Tak Bermuatan Politis
Para remaja yang menggunakan akun-akun palsu dan terlibat dalam ajakan kelompok remaja bersenjata tajam itu langsung dikunjungi untuk dilakukan pendataan.
Selain itu, mereka juga diajak berbincang mengenai alasan mengapa ikut dalam kelompok-kelompok tersebut.
Sebab, Cak Eri mengaku, bahwa faktor utama para remaja mengikuti kelompok tersebut adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua.
Baca Juga:
Ajak Wisatawan Liburan Nataru ke Surabaya, Eri Cahyadi Tawarkan Objek Wisata Baru
"Karena rata-rata orang tuanya tidak pernah perhatian kepada putra putrinya. Jadi, lek moleh bengi gak tau ditakoni teko ndi (pulang malam tidak pernah ditanyakan dari mana), terus kadang-kadang karena kehidupan faktor ekonominya," kata dia.
Untuk itu, kata Cak Eri, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan itu, para remaja akan dibagi dalam setiap gelombang.
Pada kegiatan pembelajaran pagi hari, para remaja akan ditumbuhkan rasa cinta kebangsaan melalui pendidikan militer dan pada pembelajaran malam hari, para remaja itu akan mendapat pendidikan keagamaan.